SOLOPOS.COM - Talut jalan utama Desa Gendayakan, Paranggupito, Wonogoro longsor sejak Maret lalu. Foto diambil belum lama ini. (Solopos/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI — Warga yang melintas jalan utama Desa Gendayakan, Paranggupito, Wonogiri harus berhati-hati, karena talut di salah satu ruas jalan ambrol sejak Maret 2020 lalu.

Pantuan Solopos.com belum lama ini, talut jalan yang langsor terletak di sekitar area ladang yang cukup juah dari permukiman. Talut yang ambrol sepanjang lebih kurang 30 meter dan tinggi lebih kurang 5 meter. Permukaan jalan tepat di atas talut yang longsor diberi bebatuan agar pengguna jalan tak melintas di dekat area itu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Lebar sisa badan jalan kurang dari 4 meter, sehingga tak bisa digunakan untuk simpangan mobil. Apabila ada mobil dari arah berlawanan melintas, kendaraan yang dari salah satu arah harus memberi kesempatan kendaraan di depannya melintas terlebih dahulu.

Pesona Wisata Desa Krebet di Masaran Sragen, Tempat Singgah Jaka Tingkir

Kepala Desa Gendayakan, Wonogir, Heri Sutopo, menginformasikan talut ambrol tersebut berada di jalan utama penghubung Desa Gendayakan dengan Desa Ngargoharjo, Giritontro. Setiap hari warga melintas jalan tersebut untuk menuju maupun keluar Gendayakan. Dia meminta warga berhati-hati, terlebih warga dari luar desa yang belum hapal medan.

“Talut longsor saat ada hujan deras dan puting beliung, Maret lalu. Kejadiannya malam hari. Saat itu rumah milik 40 keluarga rusak akibat diterjang puting beliung. Saat kami mengecek lokasi, selain ada kerusakan rumah warga ternyata ada talut jalan yang longsor,” kata Heri kepada Solopos.com, Minggu (6/9/2020).

Perbaiki

Dia sudah berencana memperbaikinya tahun ini menggunakan sisa dana desa yang dialokasikan untuk bantuan langsung tunai atau BLT. Menurut Kades biaya yang dibutuhkan untuk memperbaiki tak sampai ratusan juta rupiah, sehingga akan bisa dikaver.

“Perkiraan dana yang dibutuhkan puluhan juta. Harapannya nanti sisa dana desa bisa mengaver sehingga kami bisa segera memperbaikinya,” imbuh Kades.

Nyabu 4 Bulan Selama Pandemi, Reza Artamevia Meminta Maaf

Gendayakan memiliki sejumlah masalah selain talut ambrol, seperti kekeringan yang melanda setiap kemarau. Embung Puring di desa tersebut kemarau ini sudah kering, sehingga 150 keluarga di tiga dusun sekitarnya harus membeli air bersih. Warga di dusun lainnya bahkan membeli air bersih sudah sejak awal kemarau, April/Mei lalu.

Seluruh keluarga memiliki bak penampungan air hujan. Air hujan ditampung untuk memenuhi kebutuhan air bersih selama awal kemarau. Namun, air tampungan tersebut hanya dapat mencukupi kebutuhan beberapa pekan. Setelah itu warga menghadapi kekeringan selama delapan hingga sembilan bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya