SOLOPOS.COM - Ilustrasi berkendara menerjang banjir. (Youtube)

Solopos.com, SRAGEN — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen membuka posko tanggap bencana alam di Markas Komando BPBD Sragen untuk mengantisipasi bencana alam selama musim penghujan. BPBD mencatat ada 14 kecamatan yang rawan banjir di wilayah Sragen yang disebabkan luapan sungai dan drainase tersumbat sampah.

Bikin Bangga! Lukisan Anak Tukang Becak Solo Diterima Jokowi

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Pelaksana BPBD Sragen Sugeng Priyono menyiagakan empat personel sukarelawan kemanusiaan dari dua organisasi SAR untuk jaga piket setiap hari di posko bencana. Sugeng menyebut jumlah personel SAR dari 32 organisasi SAR di Sragen mencapai 1.600 orang disiagakan dan siap setiap saat untuk penanganan bencana alam. Dari sekian banyak sukarelawan dan organisasi SAR itu, Sugeng masih belum menghitung 30 personel anggota SAR Semut Ireng.

“Dalam penanganan sudah ada gerakan SAR di zonasi tertentu. Misalnya di eks Kawedanan Gesi ada SAR Ganefo yang siap di Tangen. Ada juga SAR Gemolong yang langsung sigap menangani bencana alam di wilayah barat karena jangkauan dari BPBD relatif jauh. Selain itu ada SAR Poldes di Masaran dan sebagian di Patihan dan ada SAR MTA yang bisa diandalkan di wilayah Sambirejo,” terang Sugeng.

Dia mengatakan potensi banjir yang terjadi berdasarkan pengalaman 2019 lalu disebabkan karena luapan sungai. Menurut dia, hal itu terjadi karena dipicu hujan deras dengan intensitas tinggi di wilayah hulu, seperti di Karangpandan untuk hulu Sungai Mungkung, Garuda, dan Natan dan wilayah Sukoharjo, Solo, dan Karanganyar untuk Sungai Bengawan Solo.

“Banjir terakhir di Mungkung itu terjadi karena di Karangpadan hujan dengan intensitas tinggi. Selama Bengawan Solo masih landai maka banjir bisa segera surut. Kalau Bengawan Solo penuh maka cukup lama surutnya,” ujarnya.

Sebanyak 14 kecamatan di Sragen yang rawan banjir adalah Sragen Kota, Sidoharjo, Tanon, Plupuh, Sukodono, Gesi, Ngrampal, Masaran, Tangen, Jenar, Sambungmacan, Kalijambe, Sumberlawang, dan Gondang.

Kocak! Mourinho Ketahuan Contek Strategi Lawan

Kabid Pengelolaan Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sragen Hartatmo menyampaikan DLH berupaya untuk membersihkan sampah di sepanjang drainase kota untuk antisipasi banjir dengan menerjunkan tenaga pembersih sungai sebanyak sembilan orang yang bekerja rutin. Dia mengatakan sembilan orang itu bekerja fokus untuk antisipasi banjir wilayah perkotaan, seperti bersih-bersih Sungai Garuda, Sungai Gambiran, Sungai Nglorog, Drainase Swideran I dan Swideran II.

“Saat pancaroba lalu potensi sampah di setiap saluran air tersebut bisa mencapai 1 ton per hari. Setelah intensitas hujan tinggi sampah di saluran mulai berkurang karena terbawa arus sungai. Sampah yang biasa ditemukan meliputi sampah plastik, pampers, pembalut wanita dan lain-lain,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya