SOLOPOS.COM - Bupati Wonogiri, Joko Sutopo (M. Aris Munandar/Solopos)

Solopos.com, WONOGIRI -- Hasil tes Covid-19 dari keluarga siswa SMAN 1 Wonogiri yang dinyatakan positif Covid-19 pada Senin (5/4/2021) lalu, keluar negatif.

Diketahui, siswa yang dinyatakan positif Covid-19 itu merupakan salah satu peserta uji coba pembelajaran tatap muka atau PTM SMAN 1 Wonogiri. Ia terdeteksi positif berdasar hasil tes cepat antigen Covid-19 pada hari pertama sekolah tatap muka, Senin.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sesuai dengan prosedur penanganan, siswa tersebut langsung menjalani hasil tes usap polymerase chain reaction (PCR). Pada Senin sore, siswa itu dinyatakan positif Covid-19. Uji coba PTM di SMAN 1 Wonogiri akhirnya ditunda.

Baca juga: Uji Coba PTM SMAN 1 Wonogiri Akhirnya Ditunda Setelah 1 Siswa Positif Covid-19

Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, mengatakan setelah ada satu siswa yang dinyatakan positif Covid-19 pada uji coba PTM Senin lalu, pihaknya melakukan proses tracing dan inventarisasi pelacakan. Proses skrining dilakukan lebih detail.

"Kalau hasil tes dari orang tua yang bersangkutan dinyatakan negatif. Tapi kami mengimbau kepada para pihak yang merasa melakukan kontak erat dengan siswa itu agar memeriksakan ke fasilitas kesehatan yang kami miliki," kata dia kepada wartawan di Pendapa Rumah Dinas Bupati Wonogiri, Rabu (7/4/2021).

Terkait kemungkinan uji coba di SMAN 1 Wonogiri dibuka kembali, menurut dia, pemerintah akan melihat pola isolasi dan hasil tracing yang dilakukan. Jika sudah klir atau tuntas dibuka lagi untuk uji coba PTM tidak menjadi masalah.

Baca juga: Guru Positif Covid-19 Berdasar Tes Cepat Antigen, Uji Coba PTM di SDN 2 Baturetno Wonogiri Ditunda

"Sangat mungkin dibuka kembali. Kami bisa memohon ke Pak Gubernur untuk hal itu, karena SMA di bawah naungan provinsi. Selain itu pemerintah daerah kabupaten juga mempunyai wewenang dan fungsi koordinasi. Jadi keputusan sangat tentatif dan dinamis. Yang dilakukan langkah pencegahan bukan merubah kebijakan," ungkap dia.

Tes Cepat Antigen

Langkah serupa juga diterapkan di SDN 2 Baturetno. SD itu tidak jadi menggelar uji coba PTM karena tiga hingga empat hari sebelum pelaksanaan, ditemukan seorang guru dinyatakan positif Covid-19 berdasarkan tes cepat antigen. Pria yang akrab disapa Jekek itu mengatakan prosedur penanganan sudah dilaksanakan di SD itu.

Meski guru di SD itu diketahui positif sebelum pelaksanaan PTM, menurut Jekek, tidak mungkin dalam hitungan hari lokasi uji coba PTM diganti sekolah lain.

Baca juga: Seorang SPG Reaktif Covid-19, Luwes Wonogiri Tutup 3 Hari

Karena dalam uji coba PTM dibutuhkan kesiapan yang cukup lama, mulai dari infrastruktur, sarana prokes, sosialisasi hingga meminta persetujuan dari wali murid.

"Persiapannya cukup lama, misal SMAN 1 ditutup kemudian esok harinya pindah ke SMAN 3 tidak bisa. Kesiapan itu sangat penting untuk meminimalisir penularan Covid-19," kata dia.

Jekek akan berkoordinasi dengan Kementerian Agama (Kemenag) Wonogiri terkait kebijakan masuk dua sif dalam satu hari selama Ramadan nanti.

Ia bakal meminta rekomendasi dari instansi itu sebagai acuan apakah selama Ramadan hanya ada satu sif atau dua sif. Karena uji coba PTM di Wonogiri menerapkan kebijakan masuk dua sif dalam satu hari.

"PTM pada tahun ajaran baru nanti butuh ruang. Perlu adanya uji coba lebih awal, karena PTM telah berhenti selama satu tahun lebih. Perlu penyesuaian, adaptasi dan persiapan panjang. Goalnya melaksanakan pendidikan dengan sistem baru atau kebiasaan baru," kata Jekek.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya