SOLOPOS.COM - Ilustrasi tes virus corona atau Covid-19 (Freepik)

Solopos.com, SRAGEN – Dua dari lima pasien dalam pengawasan (PDP) corona di Sragen berubah status menjadi ODP. Mereka dikeluarkan dari data PDP setelah menjalani rapid test pada hari ke-7 dan ke-14 dengan hasil negatif per Senin (30/3/2020).

Dengan demikian, jumlah PDP corona yang yang dirawat di ruang isolasi RSUD dr Soeratno Gemolong, Sragen, tinggal tiga orang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengatakan, kedua PDP corona Sragen yang kini berstatus ODP itu telah dikeluarkan dari ruang isolasi. Keduanya kini dirawat di bangsal biasa. Jika kondisinya membaik, kedua bekas PDP corona itu bakal dipulangkan.

Anies Baswedan Surati Jokowi Minta Lockdown Jakarta

“Sesuai dengan diskusi, dua pasien yang sudah menjalani rapid test sekali dan hasilnya negatif, maka rapid test diulang sekali pada hari ke-14 dan ternyata hasilnya negatif juga. Atas dasar itu, dua PDP itu dikeluarkan dari data PDP menjadi ODP,” ujar Bupati Yuni saat bertemu wartawan, Senin (30/3/2020).

Bupati Yuni menyampaikan jumlah PDP di RSUD Gemolong saat ini tinggal tiga orang. Dia mengatakan bila oral swab ketiga PDP corona Sragen yang dicek di Jogja hasilnya positif, maka mereka segera dirujuk ke RSUD dr Moewardi Solo.

6 Cara Ampuh Mencegah Penularan Virus Corona

Data Corona Sragen

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen, jumlah orang dalam pemantauan (ODP) per Senin naik dari 81 orang menjadi 94 orang. Sedangkan jumlah PDP corona Sragen turun dari 5 menjadi 3 orang.

Sementara data pelaku perjalanan (PP) di Sragen per Senin pukul 17.00 WIB tercatat 4.998 orang. Data tersebut meningkat sebanyak 1.848 orang dalam waktu sehari.

6 Cara Ampuh Mencegah Penularan Virus Corona

Lonjakan jumlah PP tersebut terhitung paling fantastis mengingat lonjakan harian selama sepekan terakhir di bawah 600 orang per hari.

Guna menangani wabah corona, Pemkab Sragen menyiapkan 10 ruang isolasi di RSUD Sragen. Meski demikian sampai saat ini Bupati Yuni mengaku kesulitan mencari APD untuk tenaga medis meski memiliki dana untuk membeli.

“Anggaran ada tetapi barangnya langka. APD itu diberikan kalau kami punya PDP. Arus pemudik [PP] yang banyak juga berisiko Sragen sebagai zona kuning tidak akan dipertahankan. Kami harus mengelola dengan baik [untuk pencegahan Covid-19],” ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya