SOLOPOS.COM - Ilustrasi menggunakan Internet (news.com.au)

Hasil survei Norton menyebutkan generasi yang lahir 1990-an tak berhati-hati saat online di dunia maya.

Solopos.com, JAKARTA — Hasil survei Norton by Symantec menemukan generasi millennial atau lebih dikenal dengan generasi 1990-an kurang berhati-hati saat beraktivitas online.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Menurut Direktur Asia Consumer Business Norton by Symantec, Hoon Chee, generasi baby boomers sebagai kelompok yang sering dianggap kurang melek teknologi justru menunjukkan kebiasaan aktivitas online yang lebih aman dibandingkan dengan generasi millennial.

“Lahir di era digital, generasi millennial justru harus sering berhati-hati dengan 47% orang yang mengaku telah berbagi password dan melakukan aktivitas online lainnya yang berisiko,” kata Choon Hoon Chee, seperti dikutip dari Kantor Berita Antara, Rabu (9/3/2016).

Norton by Symantec merilis temuannya yang tertuang dalam hasil survei Norton Cybersecuity Insight Report yang mengungkapkan kenyataan dari kejahatan online dan efek personalnya terhadap konsumen. Metode survei secara online menyasar audiens dari Indonesia sebanyak 1.000 orang dengan usia 18 tahun ke atas.

Dari laporan tersebut terungkap di Indonesia, sebanyak 55% konsumen percaya apabila informasi kartu kredit mereka lebih mungkin dicuri setelah belanja online daripada dari dompet mereka. Sekitar enam dari sepuluh atau 59% orang Indonesia percaya menggunakan Wifi publik lebih berisiko daripada menggunakan toilet umum.

Selain itu, sebanyak 42% pengguna Internet telah mengalami sendiri kejahatan cyber dalam satu tahun terakhir. “Penjahat cyber tidak menyerah. Mereka menggunakan teknik yang semakin canggih untuk mencuri informasi pribadi konsumen seperti password, informasi kontak, dan otentifikasi perbankan untuk mengisi pundi-pundi mereka,” ujar Hoon Chee.

“Sementara konsumen di Indonesia beradaptasi dengan dunia digital yang cepat berkembang, kami mendorong mereka untuk mengambil langkah-langkah proaktif untuk melindungi informasi mereka secara online dan tidak pernah merasa puas dengan keamanan,” lanjutnya.

Berdasarkan laporan tersebut, konsumen Indonesia kehilangan sekitar 33 jam waktunya selama satu tahun terakhir untuk berurusan dengan dampak dari kejahatan online dan uang senilai 7,6 juta rupiah per korban dengan akumulasi lebih dari Rp194  miliar.

Kerugian terbesar dari hal itu, Hoon Chee, ketika kejahatan cyber menyebabkan kerugian dari segi emosional kepada lima dari sepuluh orang atau 52% korban konsumen kejahatan cyber di Indonesia yang merasa marah setelah menjadi korban.

Sementara itu dilaporkan Liputan6.com, Rabu, menggunakan Wifi publik dianggap berbahaya dibandingkan menggunakan toilet publik. Bukan itu saja, 42% pengguna Internet dilaporkan pernah mengalami kejahatan online dalam satu tahun terakhir.

“Penjahat cyber tidak menyerah. Mereka menggunakan teknik yang makin canggih untuk mencuri informasi pribadi konsumen seperti password, kontak, otentifikasi perbankan guna mengisi pundi-pundu keuangan mereka,” kata Chee.

Meski begitu, Chee tidak mengetahui apa alasan di balik orang-orang membagikan password kepada orang lain selain suami atau istrinya. Ia mempertanyakan hal tersebut. Sebab, hasil survei juga mengungkapkan, sebenarnya orang Indonesia sudah peduli dan sadar akan kejahatan cyber.

“Sayangnya konsumen terlalu percaya diri dengan perilaku keamanan online mereka. Ketika diminta menilai langkah keamanan, mereka konsisten untuk menjaga keamanan datanya. Namun nyatanya, mereka tidak melakukan tindakan dasar seperti mengganti password dan juga berhenti membagikan password,” ungkapnya.

Untuk itu, pria asal Malaysia ini mengingatkan kepada pengguna Internet di Indonesia untuk selalu waspada terhadap keamanan online mereka. “Karena begitu Anda menjadi korban, kami pun tidak dapat berbuat apa-apa. Makanya kami terus mengingatkan untuk menjaga keamanan online Anda,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya