SOLOPOS.COM - Aktivitas Online Anak (Okezone)

Hasil survei Kaspersky menyatakan sebanyak 44% anak menyembunyikan aktivitas online dari orang tua.

Solopos.com, JAKARTA — Anak yang lahir di era digital berbeda dari mereka yang berasal dari masa sebelumnya karena tidak langsung mengenal teknologi Internet. Akibat hal itu, anak-anak di era digital lebih paham teknologi dan rentan terhadap bahaya Internet.

Promosi Isra Mikraj, Mukjizat Nabi yang Tak Dipercayai Kaum Empiris Sekuler

Sebagaimana dikutip dari Okezone, Sabtu (9/4/2016), orang tua yang memahami sepenuhnya tentang bahaya tersebut tentunya coba memberikan perlindungan atau batasan penggunaan pada anak.

Ekspedisi Mudik 2024

Namun menurut hasil survei yang dilakukan Kaspersky Lab dan lembaga Icon Kids and Youth, hampir setengah anak-anak atau 44% menyembunyikan aktivitas online yang berpotensi berbahaya dari orang tua masing-masing.

Anak yang semakin dewasa akan sering menyembunyikan aktivitas Internetnya. “Pada usia 8–10 tahun hanya sepertiga atau 33% dari anak-anak yang tidak memberitahu orang tua mereka tentang insiden di web, namun jumlah itu meningkat menjadi 51% untuk remaja berusia 14–16 tahun,” tulis Kaspersky.

Sayangnya, banyak orang tua yang tidak komunikatif sehingga aktivitas anak-anak yang berbahaya tidak terkontrol. Data menunjukkan 56% ayah dan ibu tidak mengerti jumlah aktual waktu yang dihabiskan anak di dengan Internet, 70%  tidak tahu unduhan illegal atau cyber bullying yang diterima anak mereka.

Lebih lanjut, anak juga tidak berdiam diri ketika online. Mereka mencoba untuk mengambil langkah untuk melewati kontrol orang tua. “Satu dari tiga anak sekitar 30% mengakui hal ini. Mereka menggunakan sandi pada perangkat mereka yang orangtua mereka tidak ketahui, mereka online ketika orang dewasa tidak ada, menghapus sejarah aktivitas online dan lain-lain. Selain itu, satu dari tujuh sekitar 14% menggunakan program khusus yang dapat menyembunyikan aplikasi yang mereka buka,” tambahnya.

Pada saat yang sama, banyak anak-anak menyatakan mereka tidak melakukan apapun untuk melewati perangkat lunak kontrol orang tua. Bahkan, sekitar 75% merasa terbantu bila orang tua berbicara dengan mereka mengenai ancaman siber.

“Perlindungan dan bimbingan orang tua tidak dapat dibatasi di dunia nyata saja, karena sebagian besar kehidupan anak-anak saat ini dihabiskan online. Saat orang tua tidak bisa mendampingi, mereka dapat melindungi anak mereka dengan solusi kontrol khusus,” ujar Head of Consumer Business di Kaspersky Lab, Andrei Mochila, seperti dikutip dari Antara, Sabtu.

“Program-program tersebut tidak hanya melindungi anak-anak dari situs berbahaya dan aplikasi di desktop dan perangkat mobile, tetapi juga terus memberitahukan orang tua mengenai bahaya Internet” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya