Solopos.com, SOLO — Tak sedikit perusahaan yang menuntut para pekerjanya untuk bekerja dengan sistem waktu shift. Dengan sistem shift, pekerja terkadang bekerja dari pagi hingga sore dan bisa juga bekerja dari malam hingga pagi.
Namun tahukah Anda jika bekerja dengan sistem shift akan memicu gangguan mental? Ya, hasil penelitian di University of Exeter di Inggris menunjukkan pekerja dengan sistem shift 28% lebih berpotensi mengalami gangguan mental dibanding pekerja dengan waktu reguler. Penilitan itu melibatkan 28.438 pekerja dari berbagai bidang.
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Ketua penilitan, Luciana Torquati, mengatakan gangguan mental tersebut bisa terjadi karena siklus tidur yang tak teratur. “Gangguan ini dapat membuat orang murung dan mudah tersinggung, mengarah ke isolasi sosial karena waktu istirahat pekerja bisa saja terjadi saat keluarga dan temannya sedang bekerja,” ujar Luciana seperti dikutip dari Reuters, Minggu (29/9/2019).
Menurut Luciana, tubuh manusia memang sejatinya didesain untuk beristirahat saat malam. Ia mebnyebut gangguan mental itu akan terjadi dalam jangka panjang, terlebih untuk wanita. Wanita 78% lebih berisiko mengalami gangguan mental dibanding pria jika bekerja dengan sistem shift.
Meski demikian, ada beberapa cara untuk menghindari efek negatif dari kerja shift seperti berolahraga, pergi keluar di siang hari, dan menghabiskan waktu bersama orang tedekat. Hal itu dapat membuat suasana hati lebih ceria.