Hasil penelitian memberikan informasi hubungan kecerdasan anak-anak dengan potensi bipolar
Solopos.com, SOLO – Memiliki anak cerdas tentu menjadi harapan besar bagi orang tua. Namun, para orang tua perlu waspada, pasalnya sebuah hasil penelitian mengungkapkan tingkat kecerdasan pada anak-anak umur delapan tahun mempengaruhi resiko mengidap bipolar saat sang anak berumur 22 atau 23 tahun.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Bipolar merupakan gangguan mental pada seseorang, ditandai dengan perubahan suasana hati yang cukup ekstrim. Bipolar mengakibatkan tingkat kestabilan emosi pada seseorang sulit ditebak dan berubah sewaktu-waktu.
Dilansir Independent.co.uk, Rabu (19/8/2015), para peneliti melibatkan 1.881 orang sebagai sampel penelitian. Para peneliti menguji tingkat kecerdasan para peserta saat umur delapan dan 22 tahun.
Hasilnya, para peneliti menemukan pengaruh cukup signifikan dari kecerdasan otak yang menimbulkan gangguan bipolar. Selain itu, para peneliti mengungkapkan penyebab lain dari gangguan bipolar, seperti riwayat dalam keluarga, trauma saat masa kanak-kanak, dan obat-obatan.
“Banyak kalangan membicarakan tingkat kecerdasan seseorang berpengaruh pada gangguan bipolar selama bertahun-tahun. Kami berhasil menemukan adanya hubungan tingkat kecerdasan seseorang dengan kemungkinan gangguan bipolar,” ungkap peneliti dari Institute of Health &Wellbeing, Glasgow, Professor Daniel Smith.
Dilanjutkan olehnya bahwa selain faktor kecerdasan saat masih kanak-kanak, faktor lain juga bisa mempengaruhi orang terkena bipolar. Faktor itu melingkupi trauma, riwayat keluarga, atau obat-obatan.
“Anak-anak yang memiliki tingkat kecerdasan tinggi saat berumur delapan tahun, berpotensi memiliki gangguan bipolar pada umur 22 atau 23 tahun. Selain itu, faktor lain seperti iwayat dalam keluarga, trauma saat masa kanak-kanak, dan obat-obatan juga memperbesar kemungkinan,” pungkas Professor Smith. (Guruh Putra Tama/JIBI/Solopos.com)