Solopos.com, BOYOLALI — Festival Dalang Cilik digelar untuk memperingati Hari Wayang Sedunia yang diperingati pada Senin, (7/11/2022). Festival yang digelar oleh Sanggar Sedulur Keluarga Wartoyo Lovers (SKWL) itu menampilkan 23 dalang cilik dari wilayah Madiun, Gunungkidul, Semarang, Pati, Pacitan, Soloraya dan sekitarnya. Festival itu digelar selama dua hari dan berakhir pada Minggu (6/11/2022).
Diiringi alunan gamelan, dalang cilik saling menunjukkan kebolehan mereka membawakan pagelaran. Puluhan warga sekitar juga terpantau memadati sanggar SKWL untuk menyaksikan penampilan dari para dalang cilik.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Pada hari pertama, Pemilik Sanggar, Ki Gondo Wartoyo menyebutkan ada 11 dalang cilik dari Soloraya tampil membawakan lakon yang berbeda-beda. Lalu, sebanyak 12 dalang cilik di luar Soloraya tampil pada hari kedua.
“Masing-masing peserta diberi durasi maksimal 35 menit. Hari ini yang tampil dari Madiun, Pati, Blora, Kendal, sama Gunungkidul,” ucap dia.
Diperkirakan pertunjukan dalang cilik akan selesai pukul 19.00 WIB. Meski bernama festival, namun tuan rumah mengadakan beberapa penghargaan kategori terbaik.
Baca Juga: Ikut Senam, Ratusan Emak-Emak di Boyolali Dukung Ganjar Maju Pilpres 2024
Lebih lanjut, Wartoyo memuji para dalang cilik yang sudah memberikan penampilan terbaik. Ia menilai penampilan para dalang cilik itu cukup bagus.
“Lakonnya beda-beda, bebas. Ada yang lakon pager bimo suci, ada yang babat alas, kami mengikuti peserta saja,” ucap dia.
Selain memperingati Hari Wayang Sedunia yang jatuh pada hari Senin, Wartoyo menekankan tujuan diadakannya festival untuk melestarikan seni budaya, khususnya wayang kulit.
“Melalui Festival Dalang Bocah ini, kami tanamkan wayang kulit ke generasi sejak dini. Jadi anak-anak sejak dini bisa mengenal wayang kulit. Yang jelas, wayang agar semakin dicintai oleh warga masyarat,” jelas dia.
Baca Juga: Pemkab Boyolali Siapkan Layanan untuk Jembatani Pencari Kerja & Perusahaan
Untuk dalang cilik dari Wilayah Boyolali, Wartoyo menyebutkan ada sekitar empat peserta yang mengikuti festival dalang cilik. Sementara, untuk peserta dalang cilik paling muda berusia enam tahun, kata Wartoyo, sepertinya berasal dari Kabupaten Klaten.
Festival Dalang Cilik yang diadakan pertama kali itu rencananya akan dijadikan Wartoyo sebagai agenda tahunan. Ia merasa Festivalnya mendapat antusias yang cukup tinggi dari para dalang cilik. Wartoyo juga mengaku mendapat beberapa masukan dan dukungan dari berbagai pihak.
Sementara di lokasi pagelaran, Solopos.com mendatangi dan mengajak berbincang salah satu peserta festival yang akan tampil, Fajar Adhsa Fransetya, 13, asal Banyumanik, Kota Semarang.
Fajar yang datang bersama keluarganya mengatakan sudah bersiap selama satu pekan untuk festival ini, ia akan membawakan lakon Kongso Adu Jago.
Baca Juga: 30 Bus dan 1.500 Ojek Siap Angkut Penggembira Muktamar Muhammadiyah di Solo
“Saya sudah belajar wayang sekitar tiga tahun. Pertama kali mengenal wayang umur dua tahun. Lumayan sering ikut pentas, sekitar enam kali,” terang dia.
Beberapa kali ikut pentas dan festival, Fajar mengaku sempat menyabet Juara III dalam Festival Dalang Kota Semarang, 2019. Selanjutnya, Solopos.com juga mengajak berbincang Dalang Cilik asal Ngadirojo Kabupaten Wonogiri, Dhanur Probo Kusumo, 12, usai dirinya tampil.
“Saya membawakan lakon Risang Tetuko, latihannya satu hari,” kata dia.
Baru kali ke tiga mengikuti pentas dan festival, Dhanur mengaku sudah pernah mendapat Juara I dan Juara Harapan I dalam pentas yang diadakan di Museum Wayang Wuriyantoro. Ia mengaku sudah sejak kelas IV mencintai seni budaya wayang.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
