SOLOPOS.COM - Siswa SMPN 3 Solo memasuki bus BST yang untuk mengangkut mereka dari gedung baru di Karangasem, Laweyan, ke gedung lama di Timuran, Banjarsari, Solo, Kamis (2/1/2020). (Solopos/Akhmad Ludiyanto)

Solopos.com, SOLO -- Penyelenggaraan angkutan siswa menggunakan bus Batik Solo Trans (BST) pada hari perdana masuk sekolah semester genap di SMPN 18 dan SMPN 3 Solo, Kamis (2/1/2020), sempat diwarnai kekacauan.

Dinas Perhubungan (Dishub) Solo sedianya menyediakan 20 unit angkutan feeder BST untuk angkutan siswa dua SMP tersebut. Namun, lantaran proses pelelangan dengan penyedia pengemudi feeder belum tuntas, Dishub memutuskan untuk sementara menggantinya dengan BST.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebagai informasi, kegiatan belajar mengajar (KBM) siswa SMPN 18 dipindah ke gedung lama SMPN 3 Timuran, Kecamatan Banjarsari, karena gedung SMPN 18 di Kelurahan/Kecamatan Banjarsari akan direhab.

Sementara KBM siswa SMPN 3 dipindah ke gedung baru di Karangasem, Kecamatan Laweyan. Sebagian siswa SMPN 3 (kelas VIII dan IX) ini berasal dari zona Timuran sehingga mereka harus menempuh jarak lebih jauh untuk bersekolah di Karangasem.

Ekspedisi Mudik 2024

Pemkot Solo menyediakan armada gratis untuk mengangkut siswa kedua sekolah itu. Pantauan Solopos.com pada jam pulang siswa SMPN 18 di bekas SMPN 3 Timuran, konsentrasi siswa yang menunggu kedatangan armada bus dari Karangasem terbagi di dua lokasi.

Ini Megaproyek Yang Akan Dikerjakan Pemkab Sukoharjo 2020

Dua lokasi itu yakni di utara sekolah (Jl. Ronggowarsito) dan di barat sekolah (Jl. Ronggowarsito/Jl. Kartini). Ini disebabkan adanya informasi berbeda yang diterima siswa bahwa bus penjemput akan berhenti di salah satu tempat itu.

Benar saja, bus-bus itu datang di dua lokasi berbeda. Alhasil, siswa SMPN 18 harus berlari ke sana kemari mencari bus yang masih bisa memuat mereka. Pada saat bersamaan, bus juga menurunkan siswa SMPN 3 yang diangkut dari Karangasem.

Di sisi lain, siswa SMPN 10 yang berlokasi di kawasan yang sama juga memasuki waktu pulang. Kondisi itu membuat arus lalu lintas di kawasan itu tersendat karena kendaraan lain yang cukup banyak itu harus berhenti menunggu siswa yang menyeberang jalan dan memilih bus.

Penyeberangan dan pemilihan bus ini dibantu petugas Dishub Solo sehingga akhirnya semua siswa terangkut dan lalu lintas lancar.

Sejumlah siswa SMPN 18 mengatakan pemberangkatan dan pemulangan mereka belum terkelompok secara khusus. Mereka harus mencari sendiri bus yang masih muat.

“Sebenarnya sudah ada arahan dari guru agar naik kendaraan yang ini atau yang itu. Tapi kondisinya kan ramai sekali sehingga akhirnya pilih bus sendiri-sendiri, baik pada saat berangkat maupun pulang,” ujar salah satu siswa SMPN 18, Nisya Isnaini.

Tinggalkan Bayi di Kamar, Ibu Meninggal Dunia Tersetrum Kulkas Saat Banjir Jakarta

Teman Nisya, Rita Saputi, berharap kondisi ini bisa segera diperbaiki untuk menghindari adanya siswa yang tidak terangkut. “Kalau naiknya acak, kan jadinya tidak ada tahu kalau ada siswa yang sudah naik atau belum,” imbuhnya.

Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMPN 18 Solo, Rudi Listyanto, mengatakan sudah berupaya mengantisipasi keruwetan tersebut dengan memusatkan satu titik penurunan/penjemputan siswa.

“Kami sebenarnya sudah nembung ke salah satu lokasi di sana untuk jadi tempat turun/naik siswa, tapi tidak diizinkan. Jadi sementara ini lokasi penjemputan/penurunan masih di samping sekolah sehingga memang kondisinya masih seperti itu. Ini kan juga hari pertama pastinya masih banyak kekurangan. Nanti kami akan evaluasi lagi baiknya,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya