SOLOPOS.COM - Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto memberikan keterangan kepada awak media terkait Hari Kesaktian Pancasila di CFD Jl. Slamet Riyadi, Solo, Minggu (1/10/2017). (Muhammad Ismail/JIBI/Solopos)

Tommy Soeharto mengingatkan masyarakat agar tak melupakan sejarah terkait Hari Kesaktian Pancasila.

Solopos.com, SOLO — Putra Presiden ke-2 RI Soeharto, Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto, setuju jika peristiwa pemberontakan PKI pada 30 September 1965 yang lebih dikenal dengan G 30 S/PKI dibuatkan film baru.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Namun, Tommy mengingatkan film baru itu jangan sampai mengubah fakta sejarah. Hal itu diungkapkan Tommy saat berolahraga di car free day (CFD) di Jl. Slamet Riyadi depan Plaza Sriwedari, Laweyan, Minggu (1/10/2017).

Dalam kesempatan itu, Tommy sekaligus meminta masyarakat untuk selalu ingat sejarah. Tommy mengatakan kejadian tewasnya tujuh pahlawan revolusi 52 tahun silam dalam kejadian G30S/PKI jangan sampai dilupakan. Peristiwa tersebut merupakan kejadian kelam yang pernah terjadi di Indonesia pada 1965.

“Kami mengajak masyarakat mengingat kembali peristiwa 52 tahun lalu. Hari ini adalah peringatan Hari Kesaktian Pancasila dan masyarakat jangan pernah melupakan sejarah besar bangsanya sendiri,” ujar Tommy kepada wartawan di CFD, Minggu.

Pantauan Solopos.com, kedatangan Tommy di CFD sekitar pukul 08.35 WIB disambut ratusan karyawan dari Hotel Lorin dan Syariah Hotel Solo (Grup Lorin Solo Hotel). Tommy merupakan Komisaris Utama Grup Lorin Solo Hotel.

Selama berolahraga di CFD banyak warga berebut bersalaman dan berfoto bersama Tommy. Ketua Dewan Pembina Partai Berkarya (PB) ini mengatakan banyak generasi muda sekarang yang belum mengetahui sejarah Hari Kesaktian Pancasila yang diperingati setiap tahun.

Perlu keterlibatan semua pihak agar membantu memberikan penjelasan kepada generasi muda akan sejarah 52 tahun lalu. “Kami menilai pemutaran film G30S/PKI bagian dari mengingatkan kembali generasi muda tentang pemberontakan PKI. Setelah peristiwa tersebut tepatnya pada 1 Oktober diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila,” kata dia.

Ia setuju dengan rencana pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) memproduksi film G30S/PKI versi baru asalkan tidak menghilangkan fakta sejarah. Film dokumenter tersebut merupakan kejadian nyata di Indonesia.

Tommy menambahkan kedatangannya di Solo hanya ingin melihat langsung keramaian CFD di Solo. Selama ini setiap hari Minggu hanya melihat keramaian CFD di Jakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya