SOLOPOS.COM - SD Pangudi Luhur Solo ajak siswa kelas II mengenal berbagai profesi. Hal ini bertujuan untuk menunjukkan semua saja bisa menjadi prosesi tertentu tanpa terhalang jenis kelamin atau gender yang melekat (Solopos/Afifa Enggar Wulandari)

Solopos.com, SOLO — SD Pangudi Luhur Solo, Jawa Tengah menyambut Hari Kartini 2022 dengan mengenalkan berbagai profesi kepada siswa kelas II pada Kamis (21/4/2022) pukul 11.00 WIB.

Sebanyak 170 siswa kelas II SD Pangudi Luhur Solo diminta berkumpul di halaman tengah sekolah usai melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Mereka berbaris dan duduk rapi.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Beberapa siswa tampak mengenakan blangkon. Semua guru yang mendampingi siswa berbusana tradisional.

Kepala SD Pangudi Luhur, Marsono Adi Wiryono, mengatakan sekolahnya ingin membawa siswa-siswanya bercita-cita dan berkepribadian luhur. Selain itu, mengamalkan prinsip kesetaraan gender saat momentum Hari Kartini.

Baca Juga : Hari Kartini, Jemaah Masjid Ini Berkebaya & Beskap Saat Bagikan Takjil

“Prinsip wanita bisa bekerja di bidang apapun untuk membangun negara. Karena ini kelas II cocok kami kenalkan dengan cita-cita dan profesi,” jelasnya saat ditemui awak media, Kamis (21/4/2022).

Berbagai macam profesi hadir dan berdialog bersama siswa, mulai dari pemadam kebakaran (Damkar) Solo, dokter, perawat satwa di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ), anggota TNI AD, kepolisian, dan atlet paralimpiade.

“Damkar, dokter, keeper TSTJ, tentara, polwan, dan di bidang olahraga ada atlet paralympic yang spesial sekali. Dalam keterbatasan mereka tetap semangat, apalagi cewek. Ini yang coba kami kenalkan kepada anak-anak,” kata Marsono.

Baca Juga : Kisah Nani, Wanita Difabel Tak Sekolah Tapi Dirikan PAUD di Boyolali

Antusiasme siswa tampak saat diberi kesempatan bertanya kepada tamu yang hadir. Marsono memilih tema tersebut untuk memperingati Hari Kartini karena prihatin melihat masih ada stereotip terhadap pekerjaan di masyarakat.

Kehadiran sejumlah profesi di tengah siswa dinilai cukup memberi gambaran nyata. Dia optimistis strategi itu bisa menjadi salah satu usaha menepis stereotip terhadap pekerjaan tertentu.

“Anak muda sekarang sudah terbiasa. Tapi anak-anak ini kan perlu ditekankan dari kecil. Kalau dari kecil sudah tercipta bahwa tentara cewek itu ada, dokter penjaga hewan itu bisa,” imbuh dia.

Baca Juga : 3 Film Tentang Kartini Ini Cocok untuk Memperingati Hari Kartini

Marsono menilai pengamalan keadilan gender di sekolah harus dilakukan secara kontinyu. Ia mencontohkan mata pelajaran keterampilan. Tak ada perbedaan praktik tertentu hanya diikuti siswa laki-laki atau sebaliknya.

“Semua kami berikan kegiatan yang sama walau kadang terlihat manly, womenly. Semua merasakan. Pelajaran keterampilan tidak harus cowok ini, cewek ini. Kalau memang cewek perlu diajari pegang obeng ya diajari caranya.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya