SOLOPOS.COM - Dewi Candraningrum diwawancarai saat pameran sketsa Wajah Rahim di lobi Solo Paragon Hotel, Jumat (20/12/2013) malam. (Ardiansyah Indra Kumala/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Aktivis perempuan sekaligus dosen Dewi Candraningrum merayakan Hari Ibu dengan menggelar pameran sketsa tunggal berjudul Wajah Rahim Dalam Sketsa. Pameran yang digelar di Lobby Area Solo Paragon Hotel and Residences, Solo, Jumat-Minggu (20/12-5/1) ini, menghadirkan 45 karya terbaru Dewi selama periode Oktober-Desember 2013.

Berbeda makna dengan rahim yang secara harfiah diartikan sebagai ruang bertumbuhnya benih di dalam tubuh perempuan, Dewi menafsirkan lebih jauh makna rahim sehingga artinya berkembang menjadi tempat bermuaranya sumber. Dari sanalah, Dewi mulai mengisi waktu senggangnya dengan membuat sketsa bertema rahim.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Meskipun tengah disibukkan dengan aktivitasnya sebagai dosen tamu di salah satu perguruan tinggi di Jerman, perempuan lulusan Monash University Australia dan Univeritas Munster Jerman ini selalu membawa bekal buku sketsa dan charcoal (arang). Dewi kemudian mewujudkan penafsiran, perenungan, dan pengalaman visualnya dengan interpretasi barunya, rahim tak hanya milik perempuan.

Kenangan perjalanan riset dan mengajar Dewi di Jakarta, Jogja, Salatiga, Boyolali, Surakarta, Jombang, Lund, Stockholm, Frankfurt, Heiderlberg, Kologne, hingga Bonn ditorekan lewat goresan arangnya di atas kertas. Dewi dengan tegas mengilustrasikan sosok Gerwani yang tersisa di Kota Solo, aktivitas buruh perempuan di pasar tradisional Boyolali, sosok gadis korban perkosaan, hingga sesosok gadis di rumah penampungan korban pengusiran Ahmadiyah di Nusa Tenggara Timur.

Kejutan yang dihadirkan Dewi tak berhenti di situ saja, filsuf dunia seperti Karl Marx, Goethe, Félix Guattari, hingga Michel Foucault diklaim Dewi sebagai pemilik rahim lantaran melahirkan pemikiran besar. Di ranah lokal, perjuangan aktivis Wiji Thukul hingga perjuangan istri Munir, Suciwati untuk menuntut keadilan turut dipotret Dewi dalam sketsa potret tunggal. Sedangkan pohon dan binatang, juga menjadi salah satu pemilik rahim ekologi.

Kesemua sketsa buatan Dewi yang dibuat dengan ekspresi yang berkarakter di bagian mata ini membuat karya-karyanya menyiratkan kemuraman. Wajah bahagia nyaris absen dalam karya garapannya.

Ditemui Solopos.com selepas pembukaan pameran di Lobby Area Solo Paragon and Recidences, Jumat (20/12/2013) malam, Dewi mengaku berkenalan dengan dunia seni rupa lantaran “kecelakaan”. “Basicly saya penulis. Sejak 2012 lalu, saya mendampingi anak yang autis [Ivan Ufuq Isfahan] untuk melukis. Tapi aktivitas post-doc di Swedia membuat saya enggak bisa lagi pakai media basah [cat air dan cat minyak], sejak saat itu saya jadi terjerumus ke media kering,” urainya.

Pengalamannya sebagai orang tua tunggal, lanjut Dewi, sedikit banyak mempengaruhi karya-karyanya yang muram. “Gaya saya masih tetap sama, muram. Mungkin karena anak saya autis, keseharian saya jadi tidak seperti orang biasa. Bisa dibilang kehidupan saya mirip hidup di gua,” ujarnya.

Karya sketsa garapan Dewi Candraningrum mendapatkan apresiasi dari rekan perupanya, Dani Iswardana. “Saya kenal Dewi sejak 2011 lalu. Saya melihat sendiri perkembangan karyanya. Sketsa ini menjadi pendokumentasian visual dan perenungan dia selama perjalanan. Dia mendapatkan sesuatu dari Ivan. Karyanya menarik sekali, minimalis tapi bisa mewakili perasaan,” komentar pelukis wayang beber asal Mangkuyudan ini saat berkunjung ke lokasi pameran.

Seperti salah satu sketsanya bertema Blue Period yang dialami pelukis Pablo Picasso, Dewi merasa pencapaian artistiknya untuk mewujudkan karya bernuansa muram masih akan terus berjalan. Dirinya juga gemas ingin kembali berekspresi dengan media kanvas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya