SOLOPOS.COM - Ilustrasi peringatan kasus terbunuhnya Munir (Istimewa/Kontras.org)

Solopos.com, JAKARTA — ?Ketua Umum DPP Projo, Budi Arie Setiadi, mendesak pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) segera menuntaskan seluruh kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Indonesia menjelang hari HAM internasional yang akan jatuh pada Rabu (10/12/2014) besok.

“Bangsa ini harus membuat sejarah baru. Semua persoalan HAM harus di tuntaskan oleh pemerintah yang lahir dari energi rakyat. Saatnya peluang emas ini di wujudkan. Jangan lagi kita membuang waktu,” tutur Budi Arie Setiadi dalam siaran pers yang diterima Bisnis/JIBI di Jakarta, Selasa (9/12/2014).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Komitmen untuk menuntaskan HAM di Indonesia bukan hanya muncul dari DPP Projo, tetapi juga dari seluruh ormas pendukung Jokowi-JK seperti Seknas Jokowi, Almisbat, RPJB, Jasmev, PIR, Duta Jokowi, Kornas Jokowi dan JNIB. Budi juga mengimbau kepada Jokowi-JK bahwa kasus HAM harus? segera diselesaikan agar tidak menjadi warisan turun-temurun.

“Isu HAM jangan sekedar lipstik dan bunyi-bunyian berisik saat menjelang Pileg dan Pilpres. Pemerintah Jokowi-JK yang terbebas dari masalah HAM dapat menuntaskan seluruh masalah ini agar dapat memberikan warisan terbaik bagi bangsa ini ke depan,” tukas Budi.?

?Seperti diketahui, ?sampai saat ini masih banyak kasus pelanggaran HAM yang tidak kunjung selesai. Seperti kasus HAM di Tanjung Priok pada 1984 dan kasus Talangsari 1989 di Dusun Talangsari III, Desa Rajabasa Lama, Kecamatan Way Jepara, Kabupaten Lampung Timur (sebelumnya bernama Lampung Tengah). Peristiwa tersebut terjadi antara kelompok Warsidi dan aparat keamanan yang mengakibatkan ratusan orang tewas.

Pelanggaran HAM juga terjadi dengan terbunuhnya Marsinah, seorang pekerja wanita di PT Catur Putera Surya Porong, Jawa Timur pada 1994. Marsinah meninggal secara mengenaskan dan diduga menjadi korban pelanggaran HAM berupa penculikan, penganiayaan, dan pembunuhan oleh aparat.

Selanjutnya, peristiwa penculikan para aktivis mahasiswa pada 1998 yang terjadi di Trisaksi dan Semanggi I serta Semanggi II. Tidak sedikit aktivis yang diculik dan tewas karena konflik yang terjadi antara mahasiswa dan aparat keamanan sewaktu runtuhnya rezim orde baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya