SOLOPOS.COM - Ilustrasi kota layak anak alias KLA. (Solopos-Dok.)

Pemkot Solo memborong empat penghargaan pada peringatan Hari Anak Nasional di Riau, Minggu (23/7/2017).

Solopos.com, SOLO — Pemerintah Kota (Pemkot) Solo memborong empat penghargaan dalam peringatan Hari Anak Nasional di Pekanbaru, Riau, Minggu (23/7/2017).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Empat penghargaan itu adalah Kota Layak Anak (KLA) kategori utama, puskesmas ramah anak, sekolah ramah anak, serta percepatan cakupan pemberian akta kelahiran anak.

Ekspedisi Mudik 2024

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat Solo Widdi Srihanto mengatakan empat penghargaan yang diraih Pemkot merupakan hasil kerja keras bersama. Penghargaan ini akan menjadi pelecut bagi Pemkot agar dipertahankan dan ditingkatkan lagi di tahun depan.

“Sekarang target Solo untuk meraih predikat KLA tinggal selangkah lagi. Predikat kategori utama KLA berhasil kita raih,” kata Widdi ketika dihubungi Solopos.com, Minggu.

Widdi menjelaskan ada lima tahapan peringkat sebuah kota/kabupaten bisa ditetapkan sebagai kota layak anak. Lima tahapan itu dimulai pratama, madya, nindya, utama dan KLA. Selama beberapa tahun, Solo bertengger pada predikat nindya bersama dua kota lainnya, Surabaya dan Denpasar.

Kini predikat utama sudah diraih dan Pemkot tinggal meningkatkannya menjadi KLA. Keberhasilan ini tak lain karena layanan program Pemkot di berbagai bidang, seperti layanan kesehatan Puskesmas Pajang ramah anak, SD Negeri Mangkubumen Lor sebagai sekolah ramah anak, serta percepatan cakupan pemberian akta kelahiran anak.

“Memang tidak mudah untuk meraih predikat KLA. Di Solo masih ada beberapa persoalan yang mengganjal target KLA ini,” katanya.

Widdi menguraikan salah satu syarat meraih predikat KLA adalah harus bebas asap rokok maupun iklan rokok di kantor pelayanan publik. Iklan rokok ini sendiri meliputi seluruh iklan media, termasuk media massa lokal, baik cetak maupun elektronik.

Berdasarkan hasil evaluasi dan penilaian dari tim penilai KLA pusat, belum bebasnya asap rokok di kantor pemerintah menjadi kendala Solo meraih predikat KLA. “Persoalannya menjadi kompleks tatkala iklan rokok juga dinilai sebagai sumber pendapatan yang cukup besar,” tuturnya.

Selain iklan rokok, penanganan anak jalanan juga masih menjadi hambatan lain dalam mencapai KLA. Pemkot telah berulang kali berkoordinasi dengan daerah lain untuk penanganan anak jalanan. Keberadaan anak jalanan masuk dalam salah satu indikator penilaian KLA.

Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo terus menggenjot pelayanan pemerintahan di Solo agar bebas asap rokok. Setelah kompleks Balai Kota, Rudy, sapaan akrabnya, akan menerapkan kawasan bebas asap rokok hingga ke tingkat kelurahan. Selain tempat layanan publik, kawasan bebas asap rokok juga sudah diberlakukan di area publik, seperti taman Monumen 45 Banjarsari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya