SOLOPOS.COM - Pekerja Seks Komersial di kawasan Gilingan, Solo antre untuk mendapatkan pemeriksaan penyakit kelamin di sebuah rumah di Gang Jalak,Gilingan, Banjarsari, Solo, Selasa (6/11/2014). Pemeriksaan kesehatan ini terselenggara berkat kerjasama Spekham dan Puskesmas Sangkrah. (Sunaryo HB/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO— Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Solo mencatat 78% pengidap penyakit HIV/AIDS di Soloraya karena sering berganti-ganti pasangan.

Faktor risiko ini cukup tinggi, apalagi di Kota Solo banyak sekali lokasi “esek-esek” atau tempat prostitusi ilegal.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ketua KPA Solo, Harsojo Soepodo  akrab disapa Yos mengatakan saat ini masih memantau ketat sejumlah tempat prostitusi, salah satunya Gang Jalak di timur Terminal Tirtonadi, untuk mengantisipasi eksodus wanita pekerja seks (WPS) dari Gang Dolly Surabaya.

Disebutkan dia, mayoritas penyandang HIV/AIDS di Soloraya berdasarkan catatan KPA Solo merupakan karyawan dan wiraswasta.

Kondisi ini berbeda dengan tiga tahun sebelumnya sebelumnya di mana ibu rumah tangga (IRT) selalu menduduki peringkat pertama.

“Ini artinya sumber penyebaran penyakit ini sudah meluas. Di lingkungan perbankan dan pegawai negeri misalnya, kami yakin ada,” kata Ketua KPA Solo, Harsojo Soepodo, saat ditemui Solopos.com, di ruang kerjanya, Selasa (25/11/2014).

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Solo, Wahyu Indianto, mengatakan banyaknya pengidap HIV/AIDS dari kalangan karyawan ini bukan hanya laki-laki.

“Karyawan yang terkena penyakit HIV/AIDS biasanya mereka yang suka “jajan”. Tidak hanya laki-laki, wanita kalau “suka begitu” di luar rumah ya berpotensi terkena HIV/AIDS,” imbuh Wahyu, ditemui terpisah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya