SOLOPOS.COM - Seorang pembeli tetap membeli beras di salah satu kios beras di Pasar Wates, Kulonprogo meski harga beras medium yang dibelinya harganya tengah mahal, Kamis (11/1/2018). (Harian Jogja/Holy Kartika N.S)

Harga beras jenis medium di Kulonprogo mencapai harga Rp12.000 per kilogramnya

Harianjogja.com, KULONPROGO — Harga beras jenis medium di Kulonprogo mencapai harga Rp12.000 per kilogramnya. Menurut pedagang beras di Pasar Wates yang biasanya melayani pembeli dari seluruh Kulonprogo, harga itu menjadi harga tertinggi selama mereka berjualan bahan pokok itu.

Promosi Kisah Pangeran Samudra di Balik Tipu-Tipu Ritual Seks Gunung Kemukus

Menurut salah satu pedagang beras di Pasar Wates, Novi, 40, mengungkapkan, kenaikan harga beras medium yang hampir mencapai Rp12.000 per kgnya itu menjadi harga beras termahal yang pernah ia jual.

Selama ia berjualan harga beras medium khususnya IR 64 tidak pernah menyetuh Rp 11.000. Namun kali ini, beras IR 64 mengalami kenaikan hingga hingga Rp11.400 per kgnya.

“Kalau seminggu ini memang rata-rata kenaikan sebesar Rp1.000 rupiah, namun jika dari harga pasaran sudah mengalami kenaikan sekitar Rp2.000. Di pedagang sembako yang di Girimulya dan Kokap mungkin bisa Rp13.000 untuk jenis Rojolele dan Mentik Wangi,” katanya.

Novi menengarai kenaikan harga terjadi karena panen raya dari daerah pemasok belum terjadi. Menurutnya hal itu membuat pasokan beras ke Kulonprogo tersendat. Biasanya daerah pemasok seperti Klaten dan Delanggu mengirimkan pasokan setiap dua hari sekali menjadi seminggu sekali.

“Seharusnya kemarin Sabtu [13/1/2018], tetapi sampai saat ini [Senin] belum dikirim,” katanya.

Atas kenaikan harga yang terus terjadi, Novi mengungkapkan bahwa hal itu juga berimbas dengan omzet penjualannya yang tiap hari kian menurun. Dimana banyak pembeli langganannya yang mengurangi jumlah pembeliaannya. “Yang biasanya 10 kilogram jadinya dikurangi,” katanya.

Begitu juga dengan pedagang beras lainnya, Sri, 59, yang juga berjualan di Pasar Wates. Pada hari biasa Sri mampu menjual tujuh ton per harinya. Namun kali ini untuk menjual lima ton perhari sudah merasa kesulitan.

“Biasanya lima hingga tujuh kwintal lebih, sekarang lima kwintal saja susah,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya