SOLOPOS.COM - Petani tembakau menjemur hasil panennya di lapangan Cepogo, Boyolali, Selasa (31/7/2012) siang. Musim panen kali ini, harga tembakau anjlok. (Oriza Vilosa/JIBI/SOLOPOS)

Petani tembakau menjemur hasil panennya di lapangan Cepogo, Boyolali, Selasa (31/7/2012) siang. Musim panen kali ini, harga tembakau anjlok. (Oriza Vilosa/JIBI/SOLOPOS)

BOYOLALI–Petani tembakau di Kecamatan Selo dan Cepogo, Boyolali, mengeluhkan anjloknya harga tembakau di musim panen ini.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Salah seorang petani tembakau di Selo, Garjo, 56, mengatakan, anjloknya harga tembakau rajangan terjadi dalam beberapa bulan terakhir.

“Ya mulai panenan ini. Dulu satu kilogram bisa mencapai harga Rp50.000 sekarang hanya Rp25.000, bukan turun lagi tapi anjlok,” paparnya saat ditemui Solopos.com di Lapangan Cepogo, Boyolali, Selasa (31/7/2012), .

Terpisah, salah seorang penebas tembakau dari Selo yang biasa memasarkan tembakau ke pabrik rokok, Ismadi, 30, mengatakan petani dirugikan karena harga menjadi rendah sementara penebas pesimistis bisa mendapatkan untung karena baru menginjak musim panen sudah diterpa masalah perubahan harga drastis.

Dia menjelaskan untuk tembakau kelas B, pabrik memberi nilai tawar Rp35.000 hingga Rp40.000 /kg tembakau rajangan. Dia mengatakan pengaruh harga juga menimpa tembakau basah. “Tembakau basah juga terpengaruh, dulu Rp8.000 hingga Rp10.000 per kilogram sekarang Cuma Rp4.500 hingga Rp6.000 per kilogram. Kerugian sudah terlihat,” imbuhnya.

Dari itu, dia mengatakan penebas tertuntut mempelajari ulang selera pasar. Selain itu, dia mengatakan mulai membidik pilihan lain yakni dengan mengarahkan pemasaran tembakau ke pasar lokal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya