SOLOPOS.COM - Ilustrasi peternakan ayam (JIBI/Solopos/Dok.)

Harga telur terpicu naik akibat turunnya produksi gara-gara banyak ayam di Blitar yang afkir.

Madiunpos.com, MALANG — Mahalnya harga telur ayam di Kota Malang, Jawa Timur dalam beberapa waktu terakhit dipicu penurunan produksi di sentra peternakan ayam.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Rizaldi pemilik Zalegg’s Kota Malang mengatakan harga telur ayam sempat menembus Rp21.000/kg atau mengalami penaikan Rp5.000/kg dari sebelumnya yang cuma Rp16.000/kg. “Pemicunya daerah yang menjadi sentra produksi utamanya Blitar mengalami penurunan produksi antara 20%-25%,” kata Rizaldi, Minggu (1/2/2015).

Penurunan tersebut disebabkan banyaknya ayam yang telah berusia tua atau afkir, sehingga kemampuan berproduksinya juga turun. Di sisi lain permintaan pasar akan telur juga cenderung meningkat.

Sementara itu, selama ini, telur dari Blitar banyak menjadi andalan bagi pemenuhan kebetuhan akan telur di wilayah Malang Raya (Kota/Kabupaten Malang dan Kota Batu). “Kalau pasokan telur dari Blitar terhambat bisa dipastikan telur akan mengalami kelangkaan di pasaran. Mengingat selama ini Blitar menjadi suplai utama telur untuk Malang,” jelas dia.

Ayam Blitar Afkir
Pasokan telur dari Blitar juga menjadi andalan bagi daerah lain di Jawa Timur selain Malang. Karena itu banyaknya ayam afkir di kandang yang ada di Blitar berpengaruh besar terhadap kelangsungan pasokan.

Minimnya pasokan telur tersebut membuat pedagang seperti dirinya kualahan untuk melayani pesanan. Terpaksa suplai ke sejumlah restoran maupun hotel di Malang juga turun. “Karena pasokan telur dari Blitar turun maka suplai ke pelanggan juga terpaksa ikut turun,” ujarnya.

Sementara itu, Ida Jufri pemilik toko daging Haji Djupri di Pasar Besar Kota Malang mengatakan harga daging sapi juga mengalami penaikan dan diperkirakan sulit untuk turun. Harga daging sapi untuk kualitas super atau lulur dalam menembus Rp115.000/kg dari sebelumnya Rp112.000/kg.

Saingi Daging Sapi
Sedangkan untuk daging sapi jenis lulur luar dari Rp98.000/kg naik menjadi Rp102.000/kg. “Mahalnya harga daging memengaruhi penjualan. Tingkat penjualan juga turun sekitar 30% karena konsumen beralih ke daging ayam. Sedangkan pedagang juga tidak berani memotong sapi dalam jumlah besar,” tambah dia.

Karena takut tidak laku pedagang daging sapi seperti dirinya terpaksa harus patungan untuk memotong sapi bersama pedagang lainnya. Satu ekor sapi dipotong bersama beberapa pedagang lainnya. “Alhasil setiap hari kami menjual tak lebih dari 100 kg daging sapi. Kendati secara umum penjualan turun, namun pada Januari lalu penjualan naik sekitar 15% karena terdongkar maulud,” tambah dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya