SOLOPOS.COM - Pekerja mengangkut boks berisi telur dari mobil pikap ke kios milik Ratna Telur di Pasar Bunder Sragen, Senin (4/5/2020). (Solopos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN – Harga telur di Pasar Bunder Sragen anjlok dari Rp18.000/kg menjadi Rp12.900/kg pada Senin (4/5/2020). Anjloknya harga telur disebabkan pemberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di wilayah Jakarta.

Selain itu, daya konsumsi masyarakat cenderung turun sementara jumlah barang cukup banyak. Turunnya harga telur tersebut bakal merugikan peternak ayam petelur.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Seorang pedagang telur grosir di Pasar Bunder Sragen, Ratna, 40, warga Banjarasri, Nglorog, Sragen, saat ditemui Solopos.com, mengaku pasokan telur baru datang dari Magetan, Jawa Timur. Kebutuhan untuk memasok bakul-bakul secara harian, kata dia, mencapai empat ton.

Belakangan Ratna berani mengambil 10 ton karena mulai banyak permintaan lantaran harga telur hanya Rp12.900/kg per hari ini. Sementara Ratna menjual telur eceran senilai Rp14.000/kg.

Gugus Tugas Covid-19 Indonesia: Laju Penambahan Kasus Turun 11%, Tapi Belum Berakhir

“Harga turun karena rendahnya permintaan mengingat rumah makan banyak yang tutup. Buka puasa bersama tidak boleh, dan seterusnya. Sepertinya semakin mendekati Lebaran ada kecenderungan harga naik. Barang di tingkat peternak mulai ditahan untuk menyetabilkan harga. Harga normal Rp17.000 di tingkat grosir, kemudian turun jadi Rp14.000/kg, dan sekarang jadi Rp12.900/kg. Turunnya harga itu sekitar sepekan terakhir,” ujarnya.

Permintaan dari para bakul yang kulakan di kios Ratna Telur mulai meningkat. Ratna sampai mengurangi jatah setiap bakul untuk memenuhi permintaan bakul lainnya.

Seorang bakul dari Jagan, Kroyo, Karangmalang, Tika, 41, sudah memesan 13 boks telur pada Minggu (3/5/2020). Namun saat diambil Senin siang ternyata stok telur di tempat Ratna sudah habis.

Jumlah Kasus Covid-19 di Jateng Masih Tinggi, Ini yang Dilakukan Ganjar Pranowo

“Jadi hari ini satu boks saja tidak ada. Besok saya minta 13 boks ya, Bu. Pagi-pagi saya ke sini,” ujar Tika kepada Ratna.

Ratna berjanji memberi jatah telur pada Selasa (5/5/2020). Tetapi dia tidak berani menjanjikan jumlah dan harga telur. Bakul yang kulakan telur di kios Ratna bukan hanya dari wilayah Sragen Kota tetapi juga Gemolong, Purwodadi, dan lainnya.

Setidaknya ada tujuh pedagang besar seperti Ratna di Pasar Bunder Sragen. Mereka menjadi tujuan para bakul lainnya untuk kulakan.

Penyebab Harga Turun

Sementara itu Kabid Pembinaan dan Pengembangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sragen Muh. Farid Wajdi mengatakan harga telur di kandang Rp12.500/kg. Sementara harga telur di Pasar Bunder Sragen senilai Rp12.900/kg.

Biaya Listrik Industri Kecil Gratis 6 Bulan, Begini Cara Klaimnya

Padahal sepekan sebelumnya harga telur masih berada di angka Rp18.000/kg. Berdasarkan hasil komunikasi dengan Asosiasi Pedagang Telur Sragen, penurunan harga disebabkan pemberlakukan PSBB. Sehingga peternak tidak bisa mengirim barang ke Jakarta dan sekitarnya. Selain itu, Farid mengatakan turunnya harga telur karena daya beli masyarakat yang rendah selama masa pandemi Covid-19.

“Harga pakan ayamnya mahal tetapi harga telurnya rendah sehingga banyak peternak yang rugi. Ketika harga turun itu biasanya barang melimpah sementara daya belinya rendah. Selain telur, harga gula pasir juga mulai turun dari Rp17.000/kg jadi Rp16.000/kg dan harga daging ayam,” jelasnya.

Untuk mengantisipasi lonjakan harga, Farid segera berkoordinasi dengan Satgas Pangan Sragen untuk inspeksi mendadak ke sejumlah tokoh besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya