SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi Rokok/Reuters

Harga rokok akan dinaikkan menjadi Rp50.000/bungkus.

Solopos.com, JAKARTA — Rokok bukan hanya merugikan para petani tembakau, tapi juga berdampak buruk pada kesehatan. Para pakar menyebutkan, salah satu intervensi yang dapat menekan jumlah perokok yang terus meningkat di Indonesia adalah menaikkan harga rokok.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Hal ini juga ditanggapi positif oleh Guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Emil Salim. Dalam acara Kaleidoskop Pengendalian Konsumsi Rokok: Quo Vadis FCTC di Double Tree Hotel, Jakarta, dia mengatakan, kerusakan kesehatan harus dibayar dengan ongkos rokok yang lebih mahal.

“Bila harga rokok naik, maka ini dapat membantu pengembangan kesehatan. Seperti halnya di negara maju yang juga demikian, menaikkan setinggi-tingginya cukai rokok dan menjadikan kesehatan yang utama,” katanya, seperti dikutip Solopos.com dari Liputan6.com, Sabtu (20/8/2015).

Selain itu, kata dia, kenaikan harga rokok bertujuan menekan jumlah perokok yang terus naik. “Perokok kita sebagian besar nelayan, petani dan sebagainya, itu targetnya supaya tidak merangsang mereka beli rokok,” jelasnya.

Meski begitu, Emil mengatakan, hal ini masih menjadi kendala karena pemerintah seperti pro pada industri rokok. “Kalau pemerintah mau, sebenarnya kita bisa saja menaikkan harga rokok. Namun apakah nanti tidak ada perlawanan? Ini masalah yang multifaktor,” pungkasnya.

Seperti dikutip dari Okezone, Sabtu, Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) tengah mengkaji usulan kenaikan harga rokok hingga dua kali lipat atau menjadi Rp50.000 per bungkus. Unit Eselon I ini harus mempertimbangkan dari sisi aspek ekonomi apabila ingin menaikkan tarif cukai rokok sehingga perusahaan terpaksa menjual rokok seharga tersebut.

Menurutnya, pemerintah harus mempertimbangkan usulan tersebut bukan saja dari sisi kesehatan, tapi juga dari aspek ekonomi, seperti industri, petani dan keberlangsungan penyerapan tenaga kerja.

Kenaikan harga rokok yang terlalu signifikan akan berdampak negatif bagi industri. Bahkan efek buruk lainnya, sambung dia, marak peredaran atau penyelundupan rokok ilegal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya