SOLOPOS.COM - Foto Petani Tembakau (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Harga rokok yang wacananya akan dinaikkan, mendapat penolakan dari Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Sleman

Harianjogja.com, SLEMAN– Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Sleman menolak kenaikan harga rokok. APTI Sleman menilai kenaikan harga rokok belum tentu memberikan dampak positif bagi para petani tembakau.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua APTI Sleman Supardi menjelaskan kenaikan harga rokok belum tentu berdampak positif bagi kesejahteraan petani. Pasalnya, sampai saat ini harga tembakau masih jauh dari ideal. Dia mengatakan, harga tembakau saat ini hanya Rp100.000 perkg. Harga tersebut jauh dari ideal. Seharusnya, kata dia, harga tembakau Rp200.000 perkg.

“APTI Sleman akan menolak rencana kenaikan harga rokok kalau harga tembakau tidak naik. Kalau harga rokok naik, kami juga menuntut kenaikan harga hingga Rp400.000 perkg,” ungkapnya kepada Harianjogja.com, Senin (22/8/2016).

Dia mengatakan, tuntutan kenaikan harga tembakau bukan tanpa alasan. Menurutnya, kualitas produk tembakau asal Sleman diakui perusahaan rokok termasuk paling bagus.

Sayangnya, akibat cuaca buruk yang selama ini terjadi, petani tembakau diprediksi mengalami kerugian tahun ini. Apalagi gudang penjualan tembakau hanya berani menampung sekitar 25% tembakau. Hal itu dikarenakan, sisa tembakau produksi 2015 sekitar 1.300 hektare masih menumpuk di gudang.

“Jika tahun lalu petani tembakau mampu menanam hingga 1.300 hektare, maka tahun ini diprediksi turun sekitar 70% atau sekitar 400 hektare saja. Di Sleman ada sekitar 1.500 petani yang tergabung dalam 50 kelompok petani tembakau. Kami belum dilibatkan terkait rencana kenaikan harga rokok tersebut,” ujarnya.

Wagiman, 45, salah seorang petani tembakau warga Gondanglegi, Sariharjo, Ngaglik, menilai tahun ini kendala yang dihadapi petani tembakau cukup berat. Pasalnya cuaca yang tidak menentu dikhawatirkan mengganggu kualitas dan produktivitas tembakau.
“Kalau harga rokok naik dan harga tembakau turun, yang untung justru perusahaan, bukan petani,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya