SOLOPOS.COM - Para pengendara motor antre membeli Pertalite di SPBU Nglangon, Sragen Kota, Sragen, Senin (4/4/2022). (Espos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SOLO–Rencana kenaikan harga BBM jenis Pertalite terus menjadi wacana dan perbincangan publik dalam beberapa pekan terakhir.

Namun, Menteri BUMN Erick Thohir memiliki jawabannya. Menurut Erick, pemerintah belum memiliki rencana menaikkan harga BBM RON 90 itu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Erick menjelaskan di tengah kondisi seperti ini, pemerintah tidak akan diam dan hadir di masyarakat dengan berbagai cara.

“Dulu saat kasus Covid-19 meninggi obat gratis, vaksin gratis, booster gratis, masuk rumah sakit gratis. Luar biasa negara ini sayangnya sama rakyat,” kata Erick Thohir di Jakarta, Rabu (18/5/2022).

Mengenai BBM, Erick menjelaskan di sejumlah negara harga BBM telah mencapai Rp50.000/liter hingga Rp60.000/liter. Harga itu di tengah melonjaknya harga minyak global saat ini. Pemerintah pun mengambil sikap dengan menaikkan harga BBM Pertamax.

Baca Juga: Isu Kenaikan Harga Pertalite, Ini Kata Menteri BUMN Erick Thohir

“Itu pun harga Pertamax, saya tak mau bicara merek lain, harganya di bawah harga pasar. Yang lainnya Rp16.000, ini cuma Rp12.500/liter. Jadi di situ sudah ada komponen subsidi maupun yang mampu,” papar dia.

Erick mengatakan pemerintah belum memiliki rencana untuk menaikkan harga Pertalite.

“Belum ada rencana pemerintah melakukan [kenaikan]. Tapi pemerintah juga sekarang sedang menjaga keuangan negara,” terangnya.

Kinerja ekonomi Indonesia pun relatif positif. Hal itu tercermin dari surplus neraca perdagangan. Erick menambahkan, surplus ini sebagian untuk kepentingan subsidi masyarakat.

Baca Juga: Pertamina Sebut Ada Pergeseran Konsumsi Pertamax ke Pertalite

“Indonesia alhamdulillah, ini kali pertama kali dalam sejarah republik kita, kita mempunyai nilai ekspor sampai US$34 miliar, surplus US$34 miliar. Ini harus kita tahan surplusnya karena sebagian besar dari surplus ini untuk kepentingan subsidi buat rakyat. Listrik masih subsidi, BBM masih subsidi, bansos masih ada. Ada BLT minyak goreng,” paparnya.

Sementara, data Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) penyaluran BBM Pertalite sampai pada April 2022 ini sudah mencapai 39% dari kuota BBM Pertalite yang sudah ditetapkan pada tahun ini.

“[Penambahan kuota Pertalite] ini di Pertamina, kalau kurang ya ditambah. Kan kemarin kelihatan tuh dari rencana sekian tiba-tiba naik 41%. Kita lihat sampai akhir tahun berapa,” ujar Menteri ESDM Arifin Tasrif.

Sedangkan, Direktur BBM BPH Migas Patuan Alfon Simanjuntak menjelaskan bahwa sejak Kementerian ESDM resmi menetapkan BBM jenis Pertalite sebagai Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan (JBKP). Maka pihaknya terus mengawasi dan memantau di lapangan.

Baca Juga: Konsumsi Pertalite di Sukoharjo Naik 50% Saat Libur Lebaran, Solar?

“Sejak diterbitkannya peraturan menteri tentu Pertalite ini menjadi JBKP yang memang kita lakukan juga pengawasan dan pemantauan terhadap distribusinya. Untuk Januari sampai April itu untuk JBKP sudah terealisasi 39% yang sampai Maret sudah terverifikasi, yang April adalah yang unverified,” ujar dia, awal April lalu.

Alfon mengatakan konsumsi Pertalite sendiri mengalami kenaikan rata-rata 36,1%. Adapun, kenaikan tertinggi mencapai 46% pada saat H-1 lebaran 2022. Oleh sebab itu, guna menjaga ketersediaan pasokan Pertalite tetap aman hingga akhir tahun, pihaknya telah berkoordinasi dengan Pertamina untuk melakukan pengawasan.

Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Subholding Commercial & Trading Pertamina, Alfian Nasution menyadari bahwa perpindahan dari Pertamax ke Pertalite sudah tak terbendung. Mengingat disparitas harga Pertamax dan Pertalite terlalu jauh yakni Rp12.500 per liter dengan Rp7.650 per liter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya