SOLOPOS.COM - Ilustrasi bahan bakar minyak (BBM). (Rodanesia.com)

Solopos.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan belum berencana untuk menurunkan harga jual bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, seperti pertalite dan solar pada awal tahun ini.

Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan keputusan itu diambil lantaran harga minyak mentah dunia yang belakangan kembali naik setelah pembukaan aktivitas ekonomi China. “Kita lihat terus perkembangan minyak dunia, itu tidak naik terus, naik turun, sekarang mau naik lagi malahan,” kata Tutuka saat konferensi pers daring awal tahun, Senin (30/1/2023).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dengan asumsi harga minyak yang sempat turun dua pekan terakhir, Tutuka mengatakan, masih sisa selisih harga yang cukup lebar dengan harga jual pertalite saat ini. “Masih ada sekitar Rp1.000 berapa dengan harga pertalite saat ini, jadi dengan gap ekonomi masih tinggi itu, kita tidak mengubah pertalite yang disubsidi itu,” tuturnya.

Dengan demikian, dia menegaskan harga minyak mentah dunia saat ini masih berada di atas harga keekonomian pertalite yang disubsidi saat ini. Dia memastikan, evaluasi berkala terus dilakukan otoritas energi dan sumber daya mineral itu untuk memberikan harga yang terjangkau bagi masyarakat mendatang.

“Tapi kalau ada terjadi perubahan ke bawah, kita akan evaluasi, tapi kalau kita lihat harga minyak itu naik lagi sekarang, kita belum ubah,” tuturnya.  Seperti diketahui, pertengahan tahun lalu, pemerintah mengerek harga jual pertalite menjadi Rp10.000 per liter dari posisi sebelumnya di angka Rp7.650 per liter.

Sementara itu, Solar subsidi dipatok ke angka Rp6.800 per liter dari level sebelumnya Rp5.150 per liter.  Harga minyak dunia kembali melonjak seiring dengan bangkitnya ekonomi China, yang sebelumnya terpuruk akibat kebijakan Zero Covid, bakal mengerek permintaan.

Para pedagang mencari petunjuk baru tentang prospek karena pasar keuangan China telah dibuka kembali setelah liburan Tahun Baru Imlek selama sepekan. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik di atas US$80 per barel, setelah merosot 2 persen pada minggu lalu karena kekhawatiran perlambatan ekonomi Amerika Serikat (AS).

Dikutip dari Bloomberg pada Senin (30/1/2023), pembukaan kembali ekonomi China telah memacu mobilitas, dengan pariwisata domestik hampir 90 persen dari tingkat pra-pandemi.  Meski demikian, pedagang minyak mentah juga mewaspadai dampak dari larangan Uni Eropa yang akan datang atas impor produk minyak Rusia melalui laut.

Sementara Federal Reserve (The Fed) diperkirakan akan memberikan kenaikan suku bunga lagi pekan ini, beberapa investor percaya bahwa bank sentral sekarang mendekati akhir dari siklus pengetatannya yang telah merugikan dolar.  “Pembukaan kembali China hampir tidak dihargai ke pasar minyak,” analis RBC Capital Markets LLC termasuk Michael Tran mengatakan dalam sebuah laporan dikutip Bloomberg, Senin (30/1/2023).

Dia memperkirakan WTI mungkin rata-rata US$92 per barel tahun ini. “Kami tidak akan terkejut sedikit pun jika posisi terendah tahun ini berakhir menjadi US$72 per barel yang kami lihat tiga minggu lalu,” imbuhnya.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul Harga Minyak Mentah Rebound, ESDM Jelaskan Nasib Harga Pertalite.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya