SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA – Kebijakan pemerintah terbaru berimplikasi pada tingginya harga minyak goreng kemasan di pasaran. Seiring dengan fenomena ini, saham emiten minyak kelapa sawit ikut melejit.

Pada penutupan perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Rabu (16/3/2022) ini, sejumlah emiten sawit terpantau menghijau alias mengalami kenaikan. IHSG yang ditutup menguat 74 poin atau naik 1,07 persen ke posisi 6.992 turut mendongkrak pergerakan saham-saham sawit.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebut saja emiten saham Grup Salim, yakni PT PP London Sumatra Indonesia Tbk. (LSIP) yang naik 3,36 persen atau menguat 45 poin ke posisi 1.385. Sedangkan emiten Grup Astra, PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) juga terlihat menghijau ke posisi 12.150, naik hingga 500 poin atau setara 4,29 persen.

Adapun dua saham Grup Ciputra milik konglomerat Theodore Permadi Rachmat atau TP Rachmat, PT Triputra Agro Persada Tbk. (TAPG) dan PT Dharma Satya Nusantara Tbk. (DSNG) juga merangkak naik. TAPG parkir di posisi 800, naik 1,27 persen, sementara DSNG bertambah 5 poin, atau naik 0,74 persen ke posisi 680.

Baca Juga: Konflik Rusia-Ukraina Mereda, Harga Emas Dunia Turun Tajam

Emiten sawit lainnya yang ikut menghijau yakni PT Cisadane Sawit Raya yang berada pada posisi 710, atau naik sekitar 5 poin (0,71 persen). PT. Pinago Utama Tbk. (PNGO) ikut menghijau ke posisi 1.555, naik 85 poin atau setara 5,78 persen.

Sementara itu, PT FAP Agri Tbk. (FAPA) terdongkrak 1,15 persen, atau naik 40 poin ke angka 3.510. Perusahaan yang baru saja IPO pada 4 Januari 2021 lalu ini mencatatkan net profit margin di bulan September 2021 sebesar 23,02 persen.

Meski begitu, ada juga emiten yang menutup perdagangan sore hari ini dengan lesu. Salah satunya PT Sinar Mas Agro Resources and Tech Tbk. (SMAR) yang terkoreksi 10 poin, atau turun 0,22 persen dan membawanya parkir di 4.510.

Sebelumnya, pemerintah telah mengeluarkan 3 kebijakan terkait dengan minyak goreng. Pertama, menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng curah menjadi Rp14.000, kemudian mengembalikan harga minyak goreng kemasan ke nilai keekonomian, dan terakhir memberikan subsidi untuk minyak goreng curah yang berasal dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

Baca Juga: Bapanas: Harga Minyak Goreng Kemasan Rp24.000 Per Liter

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arif Prasetyo menyatakan produsen minyak goreng itu mengalami kerugian yang cukup lebar lantaran diwajibkan untuk menjual dengan ketetapan harga eceran tertinggi (HET). Sementara bahan baku sesuai domestic prices obligation atau DPO tidak berjalan efektif.

“Supermarket kemungkinan besar hari ini [Rabu] akan mendapatkan harga baru dari semua produsen, distributor harga baru itu kemungkinan dekat-dekat Rp23.000 sampai Rp24.000 per liter yang kemasan ini tidak lagi Rp14.000,” kata Arief, Rabu (16/3/2022).

Menurut Arief, harga eceran tertinggi atau HET untuk minyak goreng kemasan dan curah sudah dicabut oleh pemerintah. Konsekuensinya, harga minyak goreng kemasan domestik bakal dikembalikan kepada harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dunia.

Arief menuturkan langkah itu diambil setelah pemerintah menerima keluhan produsen dan distributor minyak goreng yang merasa rugi besar akibat kebijakan HET tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya