SOLOPOS.COM - Seorang pedagang di Pasar Jungke, Karanganyar menakar minyak goreng curah untuk pembelinya, Jumat (21/1/2022). Hingga saat ini pedagang pasar tradisional masih menjual goreng dengan harga lama, yakni Rp19.000-Rp20.000 per kilogram. (Solopos.com/Akhmad Ludiyanto)

Solopos.com, KARANGANYAR — Harga minyak goreng di pasar tradisional di Kabupaten Karanganyar masih tinggi meski pemerintah sudah menerapkan satu harga Rp14.000 per liter.

Kasi Usaha Perdagangan dan Perlindungan Konsumen Disdagnakerkop dan UKM Karanganyar, Eko Supriyadi, mengatakan harga minyak goreng masih berkisar Rp18.000 hingga Rp20.000 per liter. “Harga minyak goreng di pasar-pasar tradisional masih tinggi, belum bisa menyesuaikan satu harga yang ditetapkan pemerintah pusat Rp14.000 per liternya,” kata dia ketika berbincang dengan Solopos.com, Senin (24/1/2022).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pantauan terus dilakukan di 18 pasar tradisional di Karanganyar terkait dengan peredaran komoditas minyak goreng. Disdagnakerkop dan UKM tak bisa berkutik terkait harga dipasaran yang masih tinggi. Pedagang di pasar tradisional beralasan belum bisa menyesuaikan harga minyak goreng karena masih menghabiskan stok yang ada.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Pedagang di Karanganyar Masih Jual Minyak Goreng dengan Harga Tinggi

Saat ini penyesuaian satu harga Rp14.000 per liter baru sebatas berjalan di pasar modern jaringan Assosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo).

“Pengecer sudah membeli dengan harga yang tinggi. Jadi pengecer belum bisa menurunkan harga menjadi Rp14.000 per liter,” katanya.

Penyesuaian harga mudah dilakukan pelaku pasar modern seperti swalayan dan mini market waralaba. Manajemen di pasar modern lebih memungkinkan merevisi harga jualnya, mengingat alur distribusinya jelas dan terukur. Hal berkebalikan dialami pada alur penjualan minyak goreng eceran di pasar tradisional dan kelontong.

Baca Juga: Dijual Rp14.000/Liter, Minyak Goreng di Minimarket di Sragen Ludes

Para pedagang yang telanjur membeli secara grosir dengan harga mahal, menolak menjual satu harga Rp14.000 per liter. Pihaknya hanya bisa mengawasi ketersediaan minyak goreng di pasar tradisional.

“Jika persediaan sudah habis, pedagang disarankan kulakan dengan sistem satu harga,” lanjut Eko.

Masih tingginya harga minyak goreng ini dikeluhkan warga. Salah seorang warga Kecamatan Tasikmadu, Tri Retno Windaryani, meminta pemerintah untuk segera menstabilkan harga minyak goreng, tidak hanya di ritel modern namun juga di pasar tradisional.

“Kami hanya dapat membeli minya goreng murah di supermarket. Kalau beli di pasar tradisional harganya masih tinggi,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya