SOLOPOS.COM - Penjual minyak goreng di Pasar Legi Solo melayani pembeli, Sabtu (5/3/2022). (Solopos/Siti Nur Azizah)

Solopos.com, JAKARTA — Ekonom buka suara terkait keputusan pemerintah menetapkan aturan baru soal minyak goreng, di mana harga minyak goreng kemasan akan disesuaikan dengan harga keekonomian atau harga pasar.

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah mengatakan keputusan yang diambil pemerintah memang pilihan yang sulit.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

“Saya sejak awal sudah warning. Kebijakan menetapkan harga eceran terendah atau tertinggi itu dengan tujuan untuk menekan kenaikan harga, menekan inflasi. Itu secara konsep bagus sekali,” kata Piter kepada Bisnis, Rabu (16/3/2022).

Baca Juga:Airlangga: Harga Minyak Goreng Kemasan Ditentukan Harga Pasar 

Kendati demikian, jika tidak diikuti dengan ketersediaan atau kemampuan pemerintah untuk menguasai distribusinya, maka yang akan terjadi adalah penimbunan dan penyelundupan, dan barangnya akan hilang dari pasar.

Meskipun keputusan soal minyak goreng yang diambil pemerintah sudah pasti berdampak ke inflasi, namun Piter memandang ini mungkin pilihan yang logis lantaran kenaikan tersebut sifatnya hanya temporer.

“Karena sekali dia naik, dia sudah cukup naik sekali, dia nggak akan naik terus-menerus,” ungkapnya.

Pemerintah bisa mencegah kenaikan lebih lanjut dengan harga-harga yang disubsidi. Harga-harga yang disubsidi inilah yang kemudian harus dikuasai distribusinya oleh pemerintah.

Baca Juga: Mendag akan Dipanggil Paksa DPR jika Tak Hadir Jelaskan Minyak Goreng

Dengan begitu, pengusaha tidak merasa dirugikan dan tidak mendorong mereka untuk melakukan penimbunan ataupun penyelundupan. Selain itu, pemerintah bisa melakukan operasi pasar untuk barang yang disubsidi. Menurut Piter, mengawasi barang-barang subsidi jauh lebih mudah daripada mengawasi seluruh pasar.

“Kalau harganya itu dilepas tetapi pemerintah memberikan subsidi, pemerintah bisa melakukan secara terfokus dan lebih realistis. Kan subsidi itu untuk mereka yang tidak mampu,” paparnya.

Di lain sisi, Piter menyoroti langkah awal pemerintah dalam menjaga harga minyak goreng dengan menyamakan semua harga eceran tertinggi (HET) baik minyak goreng premium maupun curah.

“Saya kira kesalahan pemerintah di awal itu. Padahal tidak harus sama semuanya karena kemampuan daya beli orang berbeda-beda. Yang dibantu adalah kelompok bawah, kelompok atas biarin aja,” katanya.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul Harga Minyak Goreng Kemasan Disesuaikan dengan Harga Pasar, Ekonom: Pilihan yang Sulit

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya