SOLOPOS.COM - Ilustrasi kilang minyak. (JIBI/Antara)

Harga minyak dunia yang anjlok hingga Januari memaksa perusahaan migas berhemat. Chevron bakal mem-PHK 1.200 karyawan di Indonesia.

Solopos.com, JAKARTA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan Chevron mengajukan 1.200 orang yang bakal terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) secara bertahap. Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi mengatakan ada PHK karyawan di kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) akibat anjloknya harga minyak mentah dunia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dia mencontohkan misalnya operator Blok Bintuni, yakni BP (dulunya British Petroleum) telah melakukan PHK pada tahun lalu. Namun, lanjutnya, jumlah karyawan kena PHK itu kecil jika dibandingkan karyawan BP yang jumlahnya ratusan. “Nah yang besar ini Chevron, mereka sudah ajukan 1.200 orang,” katanya usai mengikuti rapat terbatas Blok Masela di Kantor Presiden, Senin (1/2/2016).

Dia mengungkapkan proses PHK tersebut bertahap, misalnya untuk tahap awal akan ditawarkan secara sukarela kepada pekerja. Tahap kedua, misalnya pensiun dini dipermudah. Menurutnya, jika sampai tahap tersebut belum cukup, maka akan ditawarkan kembali. “Jadi kalau ditanya seberapa lama [proses PHK itu] aku belum tahu,” jelasnya.

Amien menilai rencana PHK oleh Chevron tersebut disebabkan oleh anjloknya harga minyak dunia. Akibatnya, lanjutnya, KKKS termasuk Chevron memangkas belanja modal (capital expenditure/capek) dan menekan belanja operasional (operational expenditure/opex). Upaya tersebut juga berdampak pada pengurangan kegiatan eksplorasi.

Namun demikian, Amien juga menilai bahwa upaya itu juga berdampak pada kegiatan sub-kontraktor karena pengurangan kegiatan eksplorasi. Hanya saja, dia tidak hafal mengenai berapa jumlah sub-kontraktor yang tidak diperpanjang kontraknya. “Kebanyakan gini, karena kontrak sub-kontraktor habis. Ya enggak dikontrak lagi,” ujarnya.

Chevron Indonesia Company (CICO) pada pertengahan Januari lalu telah memutuskan hengkang dari Blok East Kalimantan. Adapun, harga minyak di pasar Western Texas Intermediate (ETI) diperdagangkan menguat 1,2% pada Jumat (29/1/2016) atau naik 4,4% sepanjang pekan ke US$33,62 per barel. Semeentara, harga minyak mentah di pasar Brent ditutup naik 3,42% ke harga US$35,99 per barel.

Harga minyak mentah kini telah bergerak menguat selama dua minggu berturut-turut dan memangkas penurunan tajam awal Januari. Kontrak berjangka minyak turun 9% sepanjang Januari dan sempat jatuh ke level terendah 12 tahun tertekan stok melimpah di Amerika Serikat dan tambahan suplai global dari minyak produksi Iran.

Penguatan pekan lalu terpicu oleh spekulasi negara-negara anggota OPEC dan Rusia akan bertemu membicarakan pemangkasan hasil produksi untuk mengurangi tekanan terhadap harga minyak di pasar internasional. Sementara itu, pemerintah tengah mempertimbangkan untuk memberikan insentif untuk menjaga industri hulu di tengah merosotnya harga minyak di pasar global berupa memperpanjang masa eksplorasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya