SOLOPOS.COM - Ilustrasi kedelai. (Bisnis-Nurul Hidayat)

Solopos.com, SRAGEN — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen memprediksi naiknya harga kedelai impor dapat berpengaruh pada tingkat inflasi daerah.

Namun demikian, Pemkab Sragen belum mengambil kebijakan terkait dengan naiknya harga kedelai impor. Pemkab mendorong Perum Bulog agar melakukan intervensi pasar agar harga kedelai bisa ditekan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Penjelasan tersebut disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen, Tatag Prabawanto, saat ditemui Solopos.com, Selasa (29/12/2020), di sela-sela perjalanan ke wilayah Sumberlawang, Sragen.

9.080 Kasus Kriminalitas Terjadi di Jateng pada 2020

Tatag mengatakan tahu tempe yang berbahan baku kedelai itu menjadi komoditas pangan sehari-hari bagi warga Sragen. Naiknya harga kedelai, ujar dia, dipastikan berdampak pada harga tahu atau tempe yang ikut naik.

“Terus terang Pemkab Sragen belum mengambil kebijakan karena naiknya harga kedelai itu di luar dugaan. Harga naik itu juga dipengaruhi oleh hukum pasar. Saya kira tinggal pemerintah pusat mestinya bisa menekan harga kedelai itu biar pengusaha tahu atau tempe yang notabene orang ekonomi bawah bisa terbantu. Dalam hal ini, Bulog bisa melakukan intervensi karena penyangga pangan nasional ada di Bulog, termasuk kedelai,” ujar Sekda.

Per 1 Januari 2021 Ponsel Jenis Ini Tak Bisa Operasikan Whatsapp

Kasi Pengawasan Distribusi Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sragen, Kunto Widyastuti, mengatakan dari pantau harga Pasar Bunder Sragen, kedelai senilai Rp8.000/kg.

Pengusaha Mengurangi Produksi

Kemudian di Gemolong Rp9.100-Rp9.200/kg, dan di Pasar Gondang senilai Rp9.200/kg. Dia mengatakan sebelumnya harga kedelai berkisar Rp6.000-Rp7.000/kg.

“Persoalannya stok kedelai sedikit sehingga harga merangkak naik. Begitu informasinya. Kedelai itu merupakan kedelai impor dari Amerika. Sebenarnya naiknya harga kedelai itu sudah beberapa waktu lalu dan memang tembus di atas Rp9.000/kg itu baru hari ini. Impor sebenarnya masih jalan tetapi barangnya sedikit,” ujarnya.

Tak Cuma Mancing, Pasien Covid-19 RSD Bagas Waras Klaten Juga Diajak Lakukan Ini

Dia mengakui bila industri tahu dan tempe dengan bahan baku kedelai kena dampak kenaikan harga kedelai. Dia mengetahui para pengusaha itu menyiasati dengan mengurangi produksi.

“Kebijakan dinas belum ada. Kami akan melihat perkembangan, apakah naik terus atau tidak. Ya, memang pengusaha tahu yang menjerit,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya