SOLOPOS.COM - Buruh tani merontokkan padi saat panen raya di persawahan Desa Kedungori, Dempet, Demak, Jateng, Jumat (26/1/2018). (JIBI/Solopos/Antara/Aji Styawan)

Harga kebutuhan pokok, beras, di Jawa Tengah (Jateng) coba dikendalikan Bulog namun dinilai LP2K tak efektif.

Semarangpos.com, SEMARANG – Ketua Lembaga Pembinaan dan Perlindungan Konsumen (LP2K) Kota Semarang, Ngargono, menilai operasi pasar yang dilakukan Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk meredam gejolak harga kebutuhan pokok, beras di pasaran tidak efektif.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Tidak memberikan efek sama sekali. Apa yang dilakukan pemerintah selama ini sifatnya hanya ngeyem-ngeyem masyarakat. Terbukti, harga beras masih naik terus,” ujar Ngargono saat Diskusi Turunkan Harga Beras di Ruang Guntur Hotel Grasia Jl. S. Parman, Kota Semarang, Jateng, Senin (29/1/2018). Diskusi itu menghadirkan pula legislator dari Komisi B DPRD Jawa Tengah, Akshin Makruf; Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jateng, M. Arif Sambodo; dan Kepada Divisi Regional (Divre) Bulog Jateng, Djoni Nur Ashari.

Menanggapi hal itu, Djoni mengakui jika kenaikan harga beras masih terjadi di sejumlah wilayah Jateng. Meski pun pihaknya terus menggencarkan operasi beras di sejumlah daerah. Kenaikan beras, menurut Ashari, banyak ditemui di wilayah seperti Banyumas dan Cilacap.

Pada dua daerah itu, Bulog Jateng masih menemukan harga beras kelas medium berada di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, yakni Rp9.300/kg. Harga beras medium ditemukan Rp10.500/kg, sementara kelas premium Rp13.250/kg.

Meski demikian, beberapa daerah sudah menunjukkan penurunan harga beras, seperti di Pasar Peterongan Semarang, Pasar Legi Solo, dan Pasar Tegal Pagi. “Kami terus melakukan operasi pasar agar harga beras turun. Hingg saat ini kami sudah menggelontorkan beras sekitar 25.000 ton di semua daerah sejak pertengahan Januari. Sekali operasi pasar jumlahnya bervariasi tergantung permintaan. Kalau ada yang laku sampai dua ton, kami akan tambah lagi pasokannya,” beber Ashari.

Selain harga beras, Ashari menilai harga kabah kering juga mengalami penurunan dari Rp5.600/kg menjadi Rp5.300/kg. Ia pun optimistis harga tersebut akan berangsur turun menyusul panen raya yang akan terjadi di sejumlah daerah, seperti Demak, Sragen, maupun Kudus.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya