SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi (JIBI/Dok)

Harga kebutuhan pokok bawang merah merangkak naik menjadi Rp35.000/kg.

Solopos.com, SUKOHARJO — Harga jual brambang atau bawang merah di Pasar Ir. Soekarno, Sukoharjo, naik hingga 16.000/kg dari sebelumnya Rp19.000/kg menjadi Rp35.000/kg. Kenaikan harga yang signifikan itu dipengaruhi oleh minimnya persediaan.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Pedagang bumbu dan sembilan bahan pokok (sembako) di Pasar Ir. Soekarno, Suhono, 47, saat ditemui Solopos.com di losnya, Senin (8/6/2015), menyampaikan kenaikan harga ini terjadi sejak beberapa hari lalu.

Menurut dia kenaikan harga bawang merah bukan karena menjelang Ramadan seperti yang terjadi pada harga sembako. Warga Kelurahan Jetis, Kecamatan Sukoharjo, itu menilai harga bawang merah naik karena persediaan yang terbatas, sementara permintaan meningkat. Harga bawang merah pun tak terkendali.

“Hukum ekonomi kan memang seperti itu. Persediaannya sedikit bisa jadi karena petani belum panen,” kata Suhono.

Dia melanjutkan harga bawang merah mulai turun pada Senin. Pada hari itu dia menjual bawang merah seharga Rp30.000/kg. Menurut Suhono hal itu menandakan persediaan sudah mulai pulih. Harga bisa semakin turun jika persediaan dari hari ke hari semakin banyak.

Kenaikan harga bahan bumbu dapur juga terjadi pada merica. Saat ini harga merica mencapai Rp25.000/ons dari sebelumnya Rp18.000/ons. Faktor yang memengaruhi kenaikan harga merica, menurut Suhono, juga karena persediaan yang minim.

“Konsumen banyak juga yang komplain. Tapi mau bagaimana lagi, enggak mungkin saya menjual dengan harga lebih murah lagi. Saya bisa rugi,” imbuh Suhono.

Harga daging ayam potong terus melonjak. Pekan lalu harga daging ayam Rp26.000/kg dari sebelumnya Rp25.000/kg, kini menjadi Rp30.000/kg. Kenaikan harga tersebut terjadi sejak tiga hari lalu. Pedagang daging ayam potong di pasar yang sama, Marsono, memprediksi harga akan terus naik hingga H-2 Ramadan. Hal itu sudah menjadi tren setiap tahun.

“Harga akan turun sedikit saat Ramadan lalu naik lagi menjelang Lebaran. Tahun lalu saya menjual daging ayam paling tinggi seharga Rp35.000/kg,” kata dia.

Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sukoharjo, Bambang Sri Setiyono, mengatakan ada tim pemantau harga yang terjun di pasar-pasar. Setiap hari mereka mendata sekaligus mengawasi harga bahan pokok. Pengawasan penting dilakukan agar pedagang tidak seenaknya sendiri menaikkan harga. Khusus pendataan harga di Pasar Ir. Soekarno digunakan untuk memutakhirkan daftar harga di teks berjalan alias running text agar masyarakat mengetahui perkembangan harga barang.

“Pedagang menaikkan harga memang karena ada mekanisme pasar yang dipengaruhi momentum Ramadan dan Lebaran. Tapi kalau menaikkan harga seenaknya sendiri ya kasihan masyarakat,” kata Bambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya