SOLOPOS.COM - Pedagang menata sayur-sayuran yang akan diperjualbelikan di Pasar Induk Sayur Cepogo, Boyolali, Sabtu (19/3/2016). (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Harga kebutuhan jenis sayuran di Boyolali kompak naik.

Solopos.com, BOYOLALI—Harga sayur-sayuran di Boyolali naik tajam. Kenaikan harga sayuran disebabkan karena produksi sayuran pada musim penghujan mengalami penurunan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dari informasi yang dihimpun solopos.com, di Pasar Cepogo, Boyolali, Sabtu (19/3/2016), harga seluruh jenis sayur-sayuran naik kecuali wortel dan mentimun.

Seorang pedagang di Pasar Cepogo, Sri Mursi, 55, mengatakan harga sayuran rata-rata naik dua kali lipat. Harga bunga kol yang biasanya Rp3.000 hingga Rp4.000/kilogram sekarang naik menjadi Rp10.000/kilogram. “Rp10.000 itu harga dari petani, saya jual lagi ke pembeli harganya Rp15.000/kilogram,” kata Sri, saat ditemui solopos.com, Sabtu.

Harga brokoli yang sebelumnya berkisar Rp6.000 hingga Rp7.000/kilogram sekarang naik menjadi Rp12.000/kilogram. Harga kubis yang sebelumnya Rp1.500 hingga Rp2.000/kilogram, naik menjadi Rp2.500/kilogram. Harga bawang merah sekarang mencapai Rp30.000/kilogram dari harga sebelumnya Rp10.000 hingga Rp12.000/kilogram.

“Panennya telat semua. Bahkan katanya banyak yang ndak bisa panen karena curah hujan yang sangat tinggi,” ujar dia.

Beberapa jenis cabai juga mengalami kenaikan harga. Yang naik signifikan adalah cabai rawit merah yang mencapai Rp60.000/kilogram. “Untuk cabai jenis lainnya cenderung masih stabil.” Daun muncang juga naik harga cukup signifikan dari biasanya Rp7.000
Harga tomat yang biasanya Rp7.000/kilogram kini naik menjadi Rp10.000 per kilogram. Sri mengatakan meskipun pasokan terbatas namun bisa memenuhi permintaan pasar.

“Justru sayur seledri yang sama sekali ndak ada barang. Harganya mahal sampai Rp20.000/kilogram barangnya ndak ada,”ujarnya.

Pedagang sayuran lain di Cepogo, Kustini, 22, menjelaskan harga sayur di Pasar Cepogo saat ini sangat labil dan cenderung naik. Harga labil karena begitu cepat menyesuaikan dengan jumlah pasokan. Sedangkan kecenderungan naik disebabkan karena beberapa pasokan beberapa komoditas berkurang.

“Selain itu biaya transportasi sekarang naik. Penyebabnya jalan rusak dari Selo,” kata Kustini. Kebetulan Pasar Cepogo yang merupakan pasar induk sayur terbesar di Boyolali kebanyakan mendapat pasokan sayur mayur dari petani di wilayah Selo.

Kustini menambahkan harga buncis yang biasanya hanya Rp3.000/kilogram kini naik menjadi Rp7.000/kilogram. Harga terong juga naik dari Rp1.000/kilogram menjadi Rp3.000/kilogram. Sedangkan harga tomat naik Rp3.000/kilogram menjadi Rp9.000/kilogram.

Menurut Kustini, kenaikan harga sayuran tidak berpengaruh pada pasar. Konsumen dan pedagang kecil langganan tidak mengurangi porsi belanja mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya