SOLOPOS.COM - Telur asin yang dijual di kiosnya, tepian pantura Brebes, Senin (20/7/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Oky Lukmansyah)

Harga garam mencapai Rp26.000/bungkus, pengusaha telur asin di Sukoharjo terancam gulung tikar.

Solopos.com, SUKOHARJO–Sejumlah pengusaha telur asin di Sukoharjo terancam gulung tikar alias bangkrut menyusul melonjaknya harga garam di pasaran sejak sepekan lalu. Mereka kesulitan mendapatkan garam yang menjadi bahan utama pembuat telur asin.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Harga garam melambung tinggi menembus Rp25.000 per bungkus-Rp26.000 per bungkus. Harga garam menandingi daging ayam potong yang dibanderol Rp28.000/kg. Imbasnya, garam susah didapat di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Jamu. Kondisi ini berpengaruh pada usaha pembuatan telur asin.

Ekspedisi Mudik 2024

“Saat ini garam bata susah didapat di pasaran. Kalau pun ada harganya cukup mahal yang membebani biaya pembuatan telur asin,” ujar seorang pembuat telur asin asal Kelurahan Sonorejo, Kecamatan Sukoharjo, Hasan, saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu (26/7/2017). Hasan harus memutar otak agar usahanya tak merugi besar lantaran melonjaknya harga garam.

Hasan terpaksa mengurangi takaran garam saat memproduksi telur asin. Biasanya, setengah kilogram garam digunakan untuk membuat sekitar 25 butir-30 butir telur bebek. Sekarang takaran garam dikurangi menjadi seperempat kilogram. Cara itu dilakukan agar harga telur asin tak ikut-ikutan naik. “Apabila harga telur asin ikut naik justru tak laku di pasaran. Masyarakat enggan membeli telur asin lantaran harganya mahal. Mereka bakal memilih komoditas pangan lainnya,” ujar dia.

Harga satu butir telur asin dipatok Rp2.500. Biasanya, Hasan memasarkan telur asin ke sejumlah pedagang pasar tradisional dan warung makan di wilayah Kota Sukoharjo. Dalam sepekan, Hasan mampu membuat telur asin lebih dari 500 butir. Hasan berharap harga garam di pasaran kembali stabil sehingga tak menggerus usaha pembuatan telur asin yang dirintisnya sejak 10 tahun lalu. “Tak menutup kemungkinan usaha pembuatan telur asin bakal gulung tikar jika harga garam tak kunjung turun,” papar dia.

Pernyataan senada diungkapkan pembuat telur asin lainnya, Marwoto. Melonjaknya harga garam berimbas pada proses pembuatan telur asin selama beberapa hari ini. Keresahan Marwoto muncul lantaran kelangkaan garam di pasaran.

Marwoto terpaksa mengurangi jumlah produksi telur asin lantaran mahalnya harga garam. Setiap hari, Marwoto bisa membuat lebih dari 100 butir telur asin. Kini, jumlah telur asin yang diproduksi menurun drastis hingga separuhnya. “Mau tidak mau produksi telur asin dikurangi agar biaya operasional tak membengkak. Saya berharap pemerintah turun tangan agar harga garam kembali normal,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya