SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Bisnis Jabar/JIBI)

Harga gabah kering dinaikkan menjadi Rp3.700/kg. Petani pun diminta menaikkan produktivitas.

Solopos.com, INDRAMAYU — Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah kering panen (GKP) 2015 sebesar Rp3.700/kg atau naik sekitar 10,4% dari harga sebelumnya sebesar Rp3.300/kg.

Promosi Sukomulyo Gresik Pemenang Desa BRILiaN Kategori Pengembangan Wirausaha Terbaik

Hal tersebut ditegaskan Presiden Jokowi ketika melakukan dialog bersama sejumlah petani di acara panen raya di Desa Kedokan Gabus, Kecamatan Gabuswetan, Kabupaten Indramayu, Rabu (18/3/2015). Sebelumnya, petani di Indramayu mengadu kepada Presiden Jokowi dan bingung dengan perbedaan harga gabah (GKP) yang berbeda di tiap kecamatan.

Harga gabah saat itu berkisar mulai Rp550.000/kwintal (Rp5.500/kg) hingga Rp320.000/kwintal (Rp3.200/kg) karena pemerintah belum memutuskan dan mengesahkan HPP baru. Selain itu, Presiden Jokowi menegaskan pemerintah tidak akan melakukan impor beras dan meminta para petani bekerja keras meningkatkan produksi padi agar ketersediaan pangan nasional terjamin tanpa impor beras.

Ekspedisi Mudik 2024

Presiden Jokowi menuturkan jika selama musim produksi 2015 petani tidak mampu meningkatkan produksi beras dan ketersediaan beras tidak sesuai target, pemerintah menjamin tidak akan ada impor beras. “Kami [pemerintah] telah berkomitmen tidak ada impor beras, maka petani harus kerja keras untuk memenuhi kebutuhan beras nasional,” katanya.

Jokowi mengungkapkan semua pihak mendukung program swasembada beras. Presiden telah mengintruksikan Kementerian Pertanian untuk membenahi prosedur penyaluran bantuan pertanian seperti bantuan benih, pupuk, dan alat pertanian.

“Kementerian PU juga telah saya perintahan agar bisa memperbaiki 52% irigasi yang rusak tahun ini dan telah dilakukan sejak awal 2015 lalu,” ujarnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ahamad Heryawan mendukung program pemerintah untuk memperbaiki saluran irigasi yang rusak. Karena kerusakan irigasi sangat menghambat program peningkatan produksi pertanian khususnya di Jawa Barat.

Aher menjelaskan indeks produksi (IP) petani di Pantura Jabar baru 1,8% padahal luas arealnya mencapai 80%. Sedangkan untuk areal lainnya di Jabar telah memiliki IP 2,8%, tetapi luas sawahnya hanya 20%. “IP 1,8% saja Jabar bisa jadi nomor satu produksi beras nasional, apalagi kalau IP 2,8% merata dengan dukungan irigasi yang bagus,” jelasnya.

Bupati Indramayu, Anna Sophanah, yang hadir mendampingi Presiden Jokowi mengatakan pihaknya berharap pemerintah pusat dan Pemprov Jabar segera meresmikan Waduk Jatigede. Waduk itu akan mengairi sawah di Indramayu bagian Timur yang luas sawahnya mencapai 60.000 Ha.

Anna Sophanah menambahkan ada lima kecamatan di Kabupaten Indramayu bagian Timur yang memiliki sawah dengan bantuan irigasi setengah teknis. Sayangnya, sawah-sawah ini sering kering saat kemarau dan tergenang banjir saat musim penghujan.

“Petani di Indramayu Timur butuh bendungan dan saluran irigasi yang lancar agar mampu meningkatkan produksi,” tambahnya.

Terkait perbaikan irigasi, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan perbaikan irigasi saat ini baru 25% dari total target sebanyak 1 juta Ha. Perbaikan bakal rampung akhir 2015 nanti termasuk kerusakan saluran irigasi yang ada di Jabar. “Penyaluran bantuan traktor kepada petani baru 30.000 unit dari total target 60.000 unit untuk 2015,” katanya.

Ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Terisi Kabupaten Indramayu Kastiman mengungkapkan dengan mengandalkan irigasi setengah teknis, biaya produksi sangat tinggi. Penyebabnya, mereka harus mengandalkan pompa berbahan bakar premium.

“Masa tanam dan sebar benih, petani butuh 100 liter bensin untuk tiap 1 Ha sawah saat musim rendeng, kebutuhan itu bertambah jika produksi musim gadu [kemarau],” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya