SOLOPOS.COM - Situasi salah satu pangkalan elpjij di Kota Solo, Rabu (29/12/2021). (Solopos/Ika Yuniati)

Solopos.com, SOLO — Harga elpiji nonsubsidi yang naik per pekan lalu membuat banyak pihak khawatir, salah satunya pangkalan penjualan elpiji di Kota Solo yang kehilangan pelanggan dalam empat hari terakhir.

Pemilik pangkalan gas elpiji di kawasan Banjarsari, Solo, Bambang, kepada Solopos.com, Rabu (29/12/2021), mengatakan pembeli elpiji di pangkalannya berkurang banyak sejak kali pertama kenaikan harga diumumkan oleh pemerintah akhir pekan lalu. Ia menyebut sejak Sabtu lalu hanya mampu menjual tiga elpiji nonsubsidi berupa bright gas ukuran 12 kilogram (kg).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Penjualan elpiji nonsubsidi di pangkalannya memang tak terlalu banyak. Jumlahnya terus berkurang tiap waktu. Apalagi ditambah harga elpiji nonsubsidi yang naik. Karena itu Bambang tidak menyetok terlalu banyak. Penjualan paling tinggi tetap elpiji subsidi berukuran 3 kilogram (kg).

Baca Juga: Walah, Wali Kota Solo Gibran Kritik Manajemen Gojek soal Delivery Fee

Pemilik pangkalan di kawasan Pasar Legi, Yulianto, mengatakan hal serupa. Pembeli elpiji nonsubsidi menurun drastis sejak adanya info harga naik. Kendati demikian, ia belum melihat adanya migrasi penggunaan dari nonsubsidi menuju subsidi.

Yulianto menjual elpiji berukuran 5,5 kg dan 12 kg. Beberapa hari lalu harga kulakannya Rp76.000 untuk elpiji 5,5 kg, dan Rp163.000 untuk ukuran 12 kg. Biasanya ia menaikkan harga Rp5.000 hingga Rp10.000 per tabung. Sebelumnya, elpiji 12 kg hanya Rp139.000 per tabung, sementara elpiji 5,5 kg seharga Rp65.000.

Penjelasan Pertamina

Sebelumnya, Pjs Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Sub Holding Pertamina Commercial & Trading, Irto Ginting, melalui siaran persnya, Senin, mengatakan Pertamina menyesuaikan harga elpiji nonsubsidi untuk merespons tren peningkatan harga Contract Price Aramco (CPA) yang terus meningkat sepanjang 2021.

Baca Juga: Akhir Tahun Dolan ke Jurug Solo Zoo, Ada Spot Selfie Baru Lho!

Pada November 2021 harga CPA mencapai 847 USD/metrik ton, yang merupakan harga tertinggi sejak 2014 atau meningkat 57% sejak Januari 2021. Besaran penyesuaian harga elpiji nonsubsidi yang porsi konsumsi nasionalnya sebesar 7,5% berkisar antara Rp1.600-Rp2.600 per kg.

Perbedaan ini untuk mendukung penyeragaman harga elpiji ke depan serta menciptakan fairness harga antardaerah. Elpiji subsidi tiga kilogram yang secara konsumsi nasional mencapai 92,5% tidak mengalami penyesuaian harga.

Baca Juga: Cegah Konvoi Malam Tahun Baru, Semua Akses Kota Solo Dijaga Ketat

Angkanya tetap mengacu pada Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. Harga tersebut dinilai masih kompetitif yakni sekitar Rp11.500/kg per 3 November dibandingkan Vietnam sekitar Rp 23.000/kg, Filipina sekitar Rp 26.000/kg, dan Singapura sekitar Rp 31.000/kg.

Pada sisi lain, Pertamina juga memastikan stok dan distribusi selpiji berjalan maksimal di masa Natal dan Tahun Baru. Pertamina terus melanjutkan edukasi penggunaan elpiji yang tepat sasaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya