SOLOPOS.COM - Triyono, pedagang cabai di Pasar Bunder menunjukkan cabai rawit merah yang harganya merangkak naik, Senin (4/1/2021). (Solopos/Moh. Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN -- Harga cabai rawit merah di Pasar Bunder Sragen menembus angka Rp80.000/kg pada Senin (4/1/2021). Sehari sebelumnya, Minggu (3/1/2021), harga cabai rawit merah berada pada kisaran Rp60.000-65.000/kg.

Yuliatman, 50, salah seorang pedagang cabai Pasar Bunder mengatakan naiknya harga cabai rawit merah itu karena pasokan barang yang menipis. Ini terjadi karena para petani banyak mengalami gagal panen akibat tanaman cabai terserang hama seiring datangnya musim penghujan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Saya dapat cabai dari Bondowoso dan Banyuwangi. Biasanya saya bisa dapat satu ton/hari, sekarang hanya bisa dapatkan 5 kuintal-6 kuintal/hari. Saat permintaan tinggi, pasokan barang malah tipis sehingga harganya jadi lebih mahal,” ujar Yuliatman saat berbincang dengan Solopos.com di Pasar Bunder Sragen.

Baru 19 Tahun, Pengusaha Muda Soloraya Ini Sudah Berpenghasilan Puluhan Juta Rupiah

Para pedagang mengakui tidak semua cabai rawit merah yang mereka jual berkualitas baik. Dari tengkulak, biasanya cabai rawit merah itu sudah dicampur dengan cabai rawit hijau atau belum matang di pohon.

Bahkan, tengkulak juga mencampurkan cabai rawit merah yang sudah mulai membusuk. Karena tidak semua cabai rawit berwarna merah, harga jualnya masih terjangkau sebagian masyarakat Sragen.

“Kalau murni cabai rawit merah dengan kualitas baik yang tidak dicampur dengan cabai hijau atau hampir busuk, mungkin harganya bisa capai Rp100.000/kg. Tapi kami tidak menjual cabai rawit merah murni. Kami dapat barang sudah seperti ini dari tengkulak. Sudah dicampur,” ujar Triyono, 44, pedagang cabai lainnya.

Jumlah Pemohon SIM Membeludak Di Satlantas Sukoharjo, Ternyata Ini Penyebabnya

Tidak Bisa Diawetkan

Triyono mengakui rata-rata cabai yang ia dapat berasal dari Banyuwangi hanya bertahan dalam dua hari. Karena tidak bisa diawetkan, cabai akan mulai membusuk setelah dua hari.

Bila cabai itu belum laku hingga dua hari, biasanya ia menjemur cabai itu di rumah hingga kering. Pengeringan dengan bantuan panas matahari itu menyelamatkan cabai dari proses pembusukan.

“Di rumah ada banyak cabai yang saya jemur hingga kering. Biasanya nanti tetap laku kalau dijual. Kalau ada yang minta baru saya jual,” jelasnya.

Tak Segan Lukai Korban, 12 Anggota Geng Begal Dibekuk Polres Boyolali

Triyono mengakui sebagian pelanggannya di Pasar Bunder Sragen kaget begitu mengetahui naiknya harga cabai rawit merah. Sebagian memilih menunda belanja cabai. Sebagian lagi memilih mengurangi belanja cabai.

“Bila biasanya pelanggan membeli cabai 5 kg, jadinya hanya membeli 2 kg karena harganya yang cukup mahal. Tapi ada juga yang balik kanan alias tidak mau beli. Padahal, pelanggan itu adalah pemilik warung makan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya