SOLOPOS.COM - Bitcoin (ilustrasi/istimewa)

Solopos.com, JAKARTA — Aset kripto Bitcoin kembali anjlok di akhir pekan ini yang dinilai masih dalam fase bearish. Seperti dilansir Bisnis dari CoinMarketCap, pada Sabtu (2/7/2022) pukul 07.50 WIB nilai Bitcoin terpantau turun 5,41 persen ke posisi US$19.290.

Sementara itu, sejumlah aset kripto lain yang termasuk altcoin seperti Ethereum (ETH) juga menurun 3,41 persen ke level US$1.060, disusul Solana dengan penurunan 4,75 persen ke posisi US$33,03 dan Binance coin (BNB) merosot 3,01 persen menjadi US$216,84.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Trader Tokocrypto, Afid Sugiono, mengatakan perdagangan pasar kripto secara keseluruhan masih terbilang datar selama sepekan terakhir. Ada beberapa sentimen negatif yang menyebabkan penurunan bitcoin.

“Sentimen negatif berasal dari kabar perusahaan hedge fund kripto, Three Arrows Capital yang akan dipaksa untuk melikuidasi asetnya, serta komentar baru dari para bankir sentral yang menyarankan lebih banyak kenaikan suku bunga akan datang, membuat industri kripto menjadi gelap. Itu membuat harga Bitcoin anjlok dari level psikologisnya,” kata Afid dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (2/7/2022).

Lebih lanjut, investor dinilai tengah kompak menjaga nilai aset kripto di atas level support-nya. Afid menilai khusus untuk Bitcoin, akan ada gerakan untuk menahan harga di atas level psikologis US$20.000.

Baca Juga: Harga Bitcoin Anjlok di Bawah US$19.000, Pasar Kripto Kian Terguncang

Sejumlah analis menurut Afid, melihat adanya dorongan bearish yang belum berakhir. Kekhawatiran resesi juga masih membayangi para investor.

Pasar kripto masih mendapat sentimen risk-off investor seiring dengan performa indeks saham AS yang melemah. Teorinya, resesi akan terjadi dan nilai dolar AS pun akan terdepresiasi. Hal ini mengangkat nilai dari aset yang dianggap sebagai hedging atau lindung nilai.

Afid menambahkan, pergerakan pasar kripto saat ini masih berada dalam fase bear market, sehingga penguatan nilai bitcoin yang sempat terjadi tidak akan berlangsung lama.

“Bitcoin bisa saja jatuh kembali ke area di bawah US$20.000 atau bahkan bisa semakin dalam, mengingat kondisi pasar yang memang sangat rapuh,” ujarnya.

Baca Juga: Semakin Tergelincir, Berapa Harga Bitcoin Hari Ini?

Siklus Empat Tahunan

Sementara itu, CEO Indodax Oscar Darmawan menilai penurunan harga Bitcoin yang saat ini berada pada level sekitar Rp300 jutaan masih dalam batas wajar, jika ditinjau dari analisis teknikal dan merupakan siklus empat tahunan yang pernah terjadi sebelumnya.

“Setelah Bitcoin mengalami all time high di 2013, 2017 dan 2021, maka akan terjadi penurunan harga yang cukup signifikan di tahun berikutnya yang diikuti dengan penurunan kripto lainnya. Kita bisa lihat bagaimana penurunan terjadi pada tahun 2014, 2018 dan sekarang di tahun,” ujar Oscar dalam keterangan di Jakarta, seperti dilansir Antara, Sabtu.

Menurutnya, siklus empat tahunan tersebut sering dimanfaatkan orang untuk membeli dan mengumpulkan aset kripto. Karena saat harga Bitcoin turun, harga aset kripto lain biasanya mengikuti.

“Biasanya harga mayoritas kripto akan mengikuti Bitcoin sebagai aset kripto yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar. Momen bearish saat ini justru adalah momen yang sering dimanfaatkan para trader jangka panjang untuk mengumpulkan portofolio kripto dengan membeli kripto yang mereka inginkan di harga yang murah,” kata Oscar.

Baca Juga: Seusai Terjun Babak Belur, Harga Bitcoin Mulai Sedikit Rebound 

Di Indodax sendiri ada 200 lebih jenis aset kripto dan tidak semua mengalami penurunan seperti Bitcoin. Ada beberapa aset kripto lain yang justru naik, seperti token derivatif.

Token derivative merupakan token yang bergerak berlawanan dengan harga kripto pada umumnya. Indodax menyediakan token derivatif seperti Hedge dan Bear yang harganya akan naik ketika harga Bitcoin turun ataupun Ethhedge dan Bnbhedge yang harganya juga akan ikut naik ketika harga Ethereum dan BNB turun.

Token derivative biasanya bisa dimanfaatkan oleh para trader jangka pendek yang tetap ingin menuai profit pada saat pasar sedang bearish. Dia menjelaskan trader atau investor perlu memahami pentingnya analisis teknikal dan menerapkan manajemen keuangan yang baik.

Baca Juga: Terguncang Inflasi AS! Crypto Crash, Bitcoin dan Ethereum Ambruk

Oscar mengatakan, analisis teknikal adalah cara melihat prediksi pergerakan harga ke depan dengan melihat tren yang sudah terjadi, melalui candle atau chart.

Cara sederhana adalah pola support, di mana harga kripto dari bawah yang terpantau akan naik. Atau pola sebaliknya, yaitu resisten, dimana harga akan turun dari puncak.

“Investor perlu mengetahui candlestick mana yang mengindikasikan suatu harga akan naik atau suatu harga akan turun. Apa perbedaan antara candlestick hijau dan merah. Bagaimana cara mengidentifikasi tren menggunakan garis tren. Bagaimana pola harga kripto dan lain sebagainya,” ujar Oscar.

Ia menambahkan investor pemula bisa mempelajari tips analisis teknikal Bitcoin dan kripto lainnya di internet, termasuk belajar dari website Indodax.academy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya