SOLOPOS.COM - Produsen beras asal Mudal, Boyolali, Budi Wiranto, 54, menunjukkan stok beras di tempatnya pada Rabu (1/2/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Harga beras dari tingkat produsen untuk jenis C4 premium di Boyolali sudah mencapai Rp12.000 per kilogram (kg) pada Rabu (1/2/2023). Sebelumnya, pada Desember 2022, harga beras dengan kualitas yang sama masih Rp11.000 per kilogramnya.

Salah satu produsen beras, Budi Wiranto, 54, mengakui kenaikan secara perlahan dimulai sejak Desember 2022. Ia mengaku harga beras saat ini menjadi yang tertinggi dalam sejarah, bahkan bukan naik lagi tapi ganti harga.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Dari petani itu beras yang curah, masih ada menir dan kotoran itu Rp10.000-Rp11.500 per kilogram. Terus kami olah begitu, diayak, dibersihkan dari produsen Rp12.000 per hari ini, itu C4 yang premium,” ujarnya saat berbincang dengan Solopos.com di kediamannya, Desa Mudal, Kecamatan/Kabupaten Boyolali, Rabu.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan harga beras Membramo campuran C4 di Boyolali saat ini juga berkisar Rp12.000 per kilogram. Kemudian, harga Membramo murni sekitar Rp12.500 per kilogram dan Mentik Wangi telah menyentuh Rp13.000 per kilogram.

Ekspedisi Mudik 2024

Padahal, jelasnya, harga beras Membramo pada Desember 2022 masih berkisar Rp11.500 per kilogram dan Mentik Wangi berkisar Rp12.500 per kilogram. Tak hanya harga beras, Budi juga menginformasikan harga gabah juga naik.

Harga gabah dulu stabil berada di kisaran Rp4.000-Rp4.200 per kilogram. Sekarang gabah Rp5.000-Rp6.000 per kilogram. “Dijual gabah kering itu minimal Rp7.000 per kilogram yang bagus. Gabah kering yang kurang bagus itu Rp6.000-Rp6.500 untuk jenis C4,” katanya.

Lelaki yang juga ketua gabungan kelompok tani (Gapoktan) Rezeki Mulyo tersebut mengungkapkan penyebab utama tingginya kenaikan harga beras di Boyolali dipicu oleh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Ongkos Produksi Naik

Menurutnya, dengan naiknya harga BBM mempengaruhi banyak tingginya bahan kebutuhan pokok, termasuk beras. Ia mencontohkan saat ini banyak petani padi yang sudah menggunakan traktor untuk membajak sawah sehingga ongkos tanam naik.

“Tak hanya ongkos tanam, upah pekerja di sawah juga naik. Ongkos pekerja sawah dulu sehari Rp80.000-Rp90.000, sekarang Rp100.000/hari. Ongkos traktor, sudah termasuk solar itu dulu satu hektare kisaran Rp1,2 juta sekarang Rp1,5 juta. Itu untuk satu hektare, kalikan saja berapa hektare sawah yang ada,” jelasnya.

Ia mengungkapkan panen raya memang menjadi salah satu penyebab harga naik, akan tetapi bukan penyebab utama. Kenaikan harga BBM, jelas dia, menjadi penentu utama kenaikan harga beras menjadi tertinggi sepanjang sejarah.

Selanjutnya, Budi menginformasikan stok beras dan gabah di tempatnya semakin sedikit. Per Rabu ini tinggal 1 kuintal beras dan 2,4 kuintal gabah. Jika satu pembeli datang, beras tersebut akan habis.

Sementara itu, salah satu penjual beras di Pasar Sunggingan Boyolali, Ita, mengatakan harga beras dibandingkan sebulan lalu memang sudah naik drastis. Ia menyebut harga beras C4 sekitar sebulan yang lalu masih berkisar Rp58.000 per kemasan lima kilogram.

Namun, pada Rabu ini sudah menyentuh Rp68.000 per kemasan lima kilogram. “Itu naiknya bertahap, pelan-pelan begitu. Setiap kulakan pasti naik. Setiap pekan itu pasti naik,” jelasnya.

Tak hanya untuk beras C4, Ita mengungkapkan harga beras Mentik Wangi juga sudah naik dari Rp12.500 menjadi Rp14.500 per kilogram. Kemudian, beras per karung isi 25 kilogram memiliki kenaikan rata-rata Rp30.000-Rp40.000 per karung.

“Kalau yang bagus itu sekarang Rp320.000 per karung, dulu sebulan yang lalu paling Rp280.000 per karung,” kata dia.

Walaupun mengalami kenaikan harga, penjualan berasnya masih cukup stabil. Namun, memang banyak pembeli yang mengeluhkan kenaikan harga beras. “Ya otomatis mereka mengeluh, apalagi dengan kenaikan yang cukup besar ya,” jelas Ita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya