SOLOPOS.COM - Salah satu pekerja di rumah produksi beras milik Aziz, 54, Desa Kopen, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali, sedang memanaskan gabahnya, Kamis (22/9/2022). (Solopos/Ni’matul Faizah).

Solopos.com, BOYOLALIHarga beras di Boyolali, khususnya tingkat produsen mengalami kenaikan sekitar Rp2.000 – Rp2.500 per lima kilogram.

Harga beras jenis C4 di tingkat produsen naik dari Rp48.000 menjadi Rp50.000 per lima kilogram, jenis membramo naik dari Rp50.000 menjadi Rp52.000, dan jenis mentik wangi naik dari Rp57.500 menjadi Rp60.000 per lima kilogram.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Produsen beras asal Desa Kopen, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali, Aziz, 54, mengatakan penurunan produksi gabah di tingkat petani dan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) menjadi penyebab kenaikan harga beras.

“Harga gabah di tingkat petani mengalami kenaikan sekitar Rp400 – Rp500 per kilogramnya. Harga gabah jenis C4 naik dari Rp5.000 menjadi Rp5.400 per kilogram, membramo Rp5.200 menjadi Rp5.700 per kilogram, dan mentik wangi dari Rp5.300 menjadi Rp5.800 per kilogram,” ujarnya kepada wartawan, Kamis (22/9/2022).

Baca juga: Stabilkan Harga, Kemendag Gelar Operasi Pasar Telur Rp27.000 per Kg

Lebih lanjut, Aziz mengatakan penurunan produksi gabah di tingkat petani terjadi akibat hasil panen yang berkurang. Ia mengatakan padi petani terkena hama wereng sehingga produksi menjadi tidak bisa maksimal.

“Menurun begitu, misal satu patok itu biasanya bisa satu ton sekarang berkurang lima puluh persen, tinggal lima kuintal,” jelasnya.

Lebih lanjut, Aziz menjelaskan dengan pengurangan hasil panen padi, maka petani merugi. Ia mengalikan harga gabah Rp5.400 dikali lima kuintal dan mendapatkan hasil sekitar Rp2,7 juta.

Kemudian, ia menyebutkan modal penanaman dan perawatan padi hingga menjadi gabah sudah lebih dari Rp2 juta per patok lahan. Itupun petani harus menunggu empat bulan untuk panen.

“BBM juga pengaruh banget, saya produksi satu hari naiknya Rp75.000, dari Rp150.000 jadi Rp225.000 per hari. Belum juga ongkos distribusi,” kata dia.

Baca juga: Harga Beras Naik, Pemkot Solo dan Bulog Sebut Stok Aman

Dua hal tersebut menyebabkan produksi berasnya menurun. Biasanya dirinya bisa menjual tiga ton beras per hari. Namun, ia saat ini hanya menjual 1,5 ton per hari.

“Kendalanya itu pokoknya dari petaninya, kalau petaninya rugi, ya yang lain kena imbasnya,” terangnya.

Sementara itu, harga beras di tingkat penjual juga terpantau mengalami kenaikan. Salah satu pedagang di Pasar Boyolali Kota, Yanto, 43, mengatakan harga beras jenis C4 mengalami tiga kali kenaikan sebelum berada di angka sekarang.

“Untuk C4 kenaikannya sudah seminggu [sepekan] ini harganya Rp10.100 – Rp10.200 per kilogram. Kenaikannya bertahap, dari Rp9.300 – Rp9.400 per kilogramnya sebulan yang lalu, terus naik pelan-pelan pas BBM naik,” jelasnya kepada Solopos.com.

Baca juga: Harga Beras Dunia Disebut Naik, Bagaimana dengan di Indonesia?

Kemudian, Yanto mengatakan harga mentik wangi mengalami kenaikan dari Rp12.500 menjadi Rp13.000 per kilogram. “Kalau harga beras biasanya melihat dari hasil panen. Kalau hasilnya kurang bagus, ya bisa naik. Jadi melihat pergerakan harga di situ,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya