SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Solopos)

Harga BBM bersubsidi yang turun mulai Senin (19/1/2015) membuat Organda Solo mempertimbangkan penurunan angkutan umum.

Solopos.com, SOLO — Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Bermotor di Jalan (Organda) Solo mempertimbangkan penurunan tarif angkutan umum kota seiring turunnya harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi mulai Senin (19/1/2015).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Organda Solo, Joko Suprapto, menyampaikan pihaknya berencana melakukan koordinasi dengan anggota untuk membahas penurunan tarif angkutan umum kota. Meski begitu, pihaknya tidak bisa memastikan apakah akan ada perubahan harga setelah rapat koordinasi tersebut. Hal ini karena harga BBM akan berubah setiap dua pekan sekali.

“Akan kami bahas dulu sikap Organda terkait penurunan harga BBM subsidi apakah akan ada penyesuaian atau tidak. Hal ini karena harga BBM akan ada perubahan setiap dua pekan sekali. Padahal tarif angkutan umum tidak bisa seperti itu, sering diganti-ganti,” ungkap Joko saat berbincang dengan wartawan, Sabtu (17/1/2014).

Menurut dia, opsi adanya tarif batas bawah dan batas atas cukup sulit dilakukan untuk angkutan umum darat. Dia mengatakan penumpang bisa protes apabila tarif sering diubah. Kepala Bidang Angkutan Kota Organda Solo, Sutaryadi, menuturkan sejak penyesuaian tarif pada tahun lalu tidak terlalu mempengaruhi jumlah penumpang.

Penumpang terhitung masih stagnan dengan jumlah yang terbatas. Namun sejak Pasar Klewer terbakar, jumlah penumpang menurun. Sementara itu, terkait angkutan taksi, Ketua Koperasi Taksi (Kosti) Solo, Supriyono, mengaku meski BBM subsidi saat ini turun menjadi Rp6.600/liter untuk premium dan Rp6.400/liter untuk solar, pihaknya tidak akan menurunkan tarif taksi.

Dia menjelaskan perubahan tarif taksi tidaklah gampang. Dia mengatakan ada berbagai hal yang harus diurus seperti perubahan argo dan tera ulang dengan biaya mencapai Rp30 juta untuk 220 armada. “Pemerintah akan meninjau harga BBM subsidi setiap dua pekan sekali. Kami tidak mungkin mengikuti aturan pemerintah itu. Apalagi biaya yang dikeluarkan untuk mengurus perubahan tarif tidak sedikit,” ungkap Supriyono.

Dia menyampaikan BBM juga bukan satu-satunya komponen penentu tarif taksi, tapi ada juga sparepart dan harga barang kebutuhan yang naik. Pihaknya pun menilai, flag fall atau tarif buka pintu Rp5.500 dan pulsa Rp3.750/km dinilai masih bisa dijangkau oleh penumpang Solo.

Sementara itu, pakar transportasi umum Universitas Katolik Soegijapranata, Djoko Setijowarno, mengatakan revitalisasi managemen angkutan umum perkotaan dengan bus rapid transit (BRT) dipercepat. Hal tersebut supaya tidak menyulitkan pemerintah untuk memberikan subsidi mengingat setiap dua pekan sekali, harga BBM berubah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya