SOLOPOS.COM - Suasana di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Teras, Boyolali, setelah pengumuman kenaikan bahan bakar minyak (BBM) subsidi, Sabtu (3/9/2022) sore. (Solopos.com/Ni’matul Faizah).

Solopos.com, BOYOLALI – Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite, Solar, dan Pertamax yang cukup mendadak membuat warga Boyolali kecewa sekaligus khawatir.

Kenaikan tersebut dinilai mendadak karena diumumkan saat jam kerja yakni Sabtu (3/9/2022) siang, kemudian diterapkan satu jam setelah pengumuman pada Sabtu siang pukul 14.30 WIB.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah satu warga asal Kecamatan Ampel, Tama, 24, mengaku kaget saat mengisi BBM jenis Pertalite pada Sabtu siang dan baru tahu harganya sudah naik.

“Saya tahunya naik sewaktu mengisi di pom bensin [SPBU]. Kaget saja kok bisa naik [BBM] sampai segitu,” kata Tama.

Tama menilai kenaikan harga BBM tentu akan berdampak pada semua sektor termasuk pangan dan transportasi. Tama mengkhawatirkan harga bahan pokok akan ikut naik selepas harga BBM naik.

Baca juga: Sebut Harga Psikologis BBM Rp10.000, Ekonom: Subsidi Harus Tepat Sasaran

“Sangat menyayangkan dan cukup kecewa karena bakal berdampak pada kenaikan harga pangan dan transportasi,” kata dia.

Karyawan pabrik tersebut mengaku dulu pernah bekerja sebagai pengemudi ojek daring. Ia bersimpati dengan kenaikan harga BBM maka akan berdampak pada tarif ojek daring.

“Harapannya ada revisi tentang peraturan ini agar bisa turun lagi harga BBM-nya karena saya yakin ini akan berdampak,” kata dia.

Senada, warga asal Kecamatan Boyolali, Angga, 28, bahkan baru tahu kenaikan harga BBM jenis Pertalite saat dihubungi Solopos.com via WhatsApp, Sabtu sore.

“Saya enggak tahu kalau naik karena sedang bekerja. Kebetulan pagi tadi saya enggak sempat beli BBM terus ini bensin saya juga sudah habis,” kata dia.

Baca juga: SPBU di Sragen Mulai Terapkan MyPertamina Secara Bertahap

Ia mengaku tidak mengisi BBM pada pagi hari karena merasa santai dan tidak memprediksi kenaikan harga Pertalite akan naik mendadak.

“Saya sangat kecewa sih. Saya kan pekerja swasta, cenderung menggunakan sepeda motor untuk bekerja. Tentu kenaikan ini sangat membebani pekerja seperti saya yang kerjanya selalu memakai motor,” kata lelaki yang bekerja sebagai sales tersebut.

Menurutnya, kenaikan harga BBM juga cukup tinggi, misalnya jenis Pertalite dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter. Ia mengungkapkan kenaikan tersebut tidak sejalan dengan kenaikan upah minimum kabupaten (UMK).

Lebih lanjut, Angga berharap harga Pertalite bisa kembali seperti harga lama yakni Rp7.650 per liter. Angga mengatakan biasanya dengan harga Pertalite lama, Rp20.000 cukup untuk bekerja sehari.

Baca juga: Jalan Baik Selain Menaikkan Harga BBM Bersubsidi

Namun, kenaikan tersebut membuatnya harus menghitung ulang pengeluarannya tiap hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya