SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengisian bahan bakar minyak di SPBU. (Nurul Hidayat/JIBI/Bisnis)

Harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi, terutama Pertalite, diyakini Pertamina tak akan  membuat migrasi konsumen ke premium.

Semarangpos.com, SEMARANG – Pertamina Marketing Operation Region (MOR) IV Jawa Bagian Tengah (JBT) optimistis kenaikan harga bahan bakar khusus (BBK) atau yang lebih dikenal masyarakat dengan sebutan bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi tak akan menyebabkan migrasi konsumen dari Pertalite ke Premium. Bahkan, walaupun diketahui saat ini disparitas harga Pertalite dengan Premium terbilang cukup lebar, yakni Rp800/liter.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seperti diberitakan sebelumnya, Pertamina baru saja memutuskan kenaikan harga bagi hampir seluruh BBM nonsubsidi, kecuali Pertamax Plus, per Kamis (5/1/2016). Kenaikan harga itu berkisan antara Rp300 dari harga sebelumnya. Kondisi ini dikhawatirkan bakal menyebabkan migrasi konsumen yang selama ini sudah menggunakan BBM nonsubsidi, seperti Pertalite dan Pertamax, ke BBM subsidi, yakni Premium.

Sebelumnya, BBM nonsubsidi, seperti Pertalite dan Pertamax, sudah cukup menjadi idola bagi masyarakat.
Namun dengan kenaikan harga itu membuat disparitas harga BBM nonsubsidi dengan BBM subsidi semakin lebar. Saat ini selisih harga antara Pertalite dan Pertamax dengan Premium berkisar antara Rp800/liter hingga Rp1.500/liter.

Kendati demikian, General Manager Pertamina MOR IV JBT, Kusnendar, yakin disparitas harga yang semakin lebar antara BBM nonsubsidi dengan BBM subsidi akan memberikan dampak besar bagi permintaan pasar. Masyarakat yang sudah banyak menggunakan Pertalite maupun Pertamax diyakininya tak akan banyak yang kembali menggunakan BBM bersubsidi, yakni Premium.

”Ya bisa saja kemungkinan itu terjadi [migrasi konsumen dari Pertalite maupun Pertamax ke Premium] bagaimanapun sensitivitas terhadap harga tetap tak bisa dipungkiri. Tapi, kami perkirakan jumlahnya kecil, kurang dari 5% dari jumlah konsumsi sebelumnya,” tutur Kusnendar saat dihubungi Semarangpos.com, Kamis.

Dari data yang diterima Semarangpos.com, saat ini konsumsi Pertalite di Jateng dan DIY memang tergolong tinggi. Bahkan konsumsi Pertalite saat ini menyumbang penjualan paling tinggi dengan market share mencapai 47% dengan konsumsi mencapai 5.970 kl/hari. Angka ini berada di atas BBM jenis Premium yang menguasai pangsa pasar sekitar 30% dengan konsumsi 3.500 kl/hari.

”Data penjualan itu yang kami peroleh selama masa Satgas Pertamina [libur akhir tahun 2016 dan awal tahun 2017]. Pada masa Satgas itu ada peningkatan konsumsi Pertalite sekitar 11% dari hari biasanya,” terang Officer Communication and Relations Pertamina Marketing Operation Region (MOR) IV JBT, Muslim Dharmawan, saat dijumpai Semarangpos.com di ruang kerjanya, Kamis pagi.

Muslim menyebutkan kenaikan harga BBM nonsubsidi itu memang tak bisa dielakkan. Kenaikan lebih disebabkan karena naiknya harga minyak mentah dunia yang saat ini mencapai US$57/barel. ”Kalau enggak dinaikkan tentu akan membuat negara rugi. Apalagi saat ini harga minyak mentah dunia terus merangkak naik,” terang Muslim.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya