SOLOPOS.COM - Warga membeli bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Kridanggo, Boyolali, Kamis (1/9/2022). Warga tetap berharap harga BBM jenis Pertalite tidak naik karena masih dalam masa pemulihan ekonomi. (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI–Harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite yang sempat diprediksi naik ternyata tidak naik per Kamis (1/9/2022).

Warga Boyolali yang sehari sebelumnya mengisi Pertalite merasa terkena prank, tapi bahagia mendengar kabar tersebut.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Salah satu warga yang merasa terkena prank harga BBM Pertalite adalah warga Kecamatan Boyolali, Emma, 46, mengaku kemarin telah mengisi penuh tangki sepeda motornya pada Rabu (31/8/2022) sore.

“Walaupun kena prank, tapi alhamdulillah perasaannya lega sekali karena harga Pertalite tidak jadi naik. Soalnya kita kan masih dalam masa bangkit dari pandemi, keadaan ekonomi masyarakat masih belum stabil,” kata dia saat berbincang dengan Solopos.com di rumahnya, Kamis (1/9/2022).

Ia mengungkapkan dengan tidak naiknya harga Pertalite mampu mengurangi beban masyarakat di tengah harga-harga kebutuhan yang naik.

Emma berharap pemerintah dapat memberikan solusi selain harus menaikkan harga Pertalite.

“Mungkin solusinya dengan pembatasan penggunaan Pertalite hanya untuk kendaraan-kendaraan tertentu. Barangkali hal seperti itu harga Pertalite tidak jadi naik,” harap ibu rumah tangga tersebut.

Warga Kecamatan Boyolali lain, Moyo, 28, juga merasa terkena prank akibat tidak jadi naiknya harga Pertalite.

Ia mengaku sudah mendengar isu kenaikan harga Pertalite sejak pertengahan Agustus dan memang setahunya harga akan naik pada 1 September.

Walaupun merasa terkena prank, ia merasa bahagia dengan  tidak naiknya harga Pertalite.

Ia yang sehari-hari harus bekerja berkeliling Soloraya merasa keuangannya akan aman sesuai anggaran awal kemarin.

“Kemarin itu saya ngisinya langsung bilang full tank. Kemarin sore sih pas saya beli tidak terjadi antrean yang mengular seperti yang terjadi di luar-luar. Ramai tapi masih kondusif, tidak terlalu memanjang,” kata dia.

Sementara itu, salah satu warga Kecamatan Ampel, Gogon, mengaku sempat terjebak antrean di salah satu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Ampel pada Rabu malam.

Sopir ambulans kemanusiaan tersebut mengaku tidak tahu menahu tentang isu kenaikan harga BBM jenis Pertalite sebelumnya. Ia merasa hanya ingin mengisi BBM karena harus mengantarkan pasien ke rumah sakit.

“Kami kan bawa ambulans sukarelawan gratis, akhirnya beli [Pertalite] di kampung karena harus segera membawa pasien. Harapannya ke depan sih jangan naik, soalnya ekonomi lagi susah, kalau BBM naik, ongkos distribusi naik, otomatis semua barang-barang kebutuhan sehari-hari bakal mengikuti [naik],” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya