SOLOPOS.COM - Ilustrasi bahan bakar minyak (Wahyu Darmawan/JIBI/Bisnis)

Harga BBM nonsubsidi bakal naik, namun konsumsi masyarakat diduga tak bakal berubah. Benarkah?

Solopos.com, SOLO — PT Pertamina menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi pada Minggu (15/3) pukul 00.00 WIB. Hal itu sejalan dengan tren harga minyak mentah dunia yang mulai naik.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Apalagi, rupiah tengah mengalami depresiasi terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sehingga nilai tukarnya tembus Rp13.000. Kenaikan harga BBM nonsubsidi itu diprediksi tidak memengaruhi penjualan karena nilai kenaikan hanya Rp350/liter.

Assisten Manager External Relation PT Pertamina Marketing Operation Regional JatengDIY, Roberth M.V. Dumatubun, dalam rilis yang diterima Espos, Minggu, menginformasikan harga BBM subsidi, yakni Premium dan Solar, tidak berubah, masing-masing Rp6.900/liter dan Rp6.400/liter. Sedangkan harga BBM nonsubsidi naik, seperti harga Pertamax yang sebelumnya Rp8.250/liter naik Rp350 menjadi Rp8.600/liter. Pertamax Plus juga naik dari sebelumnya Rp9.400/liter menjadi Rp9.850/liter.

Ekspedisi Mudik 2024

Dia juga mengungkapkan harga Pertamina Dex saat ini adalah Rp12.000/liter dalam bentuk curah, Rp134.750 untuk refill 10 liter, dan Rp147.750 apabila membeli Pertamax Dex refill sekaligus jeriken. Solar ekonomi saat ini dijual Rp8.700/liter sedangkan dalam bentuk kemasan seharga Rp101.750/10 liter dan menjadi Rp114.750 apabila sekaligus kemasannya.

“Harga BBM nonsubsidi merupakan wewenang dari Pertamina untuk menetapkan dan itu disesuaikan dengan harga minyak dunia. Oleh karena itu, mulai tadi malam [Minggu pukul 00.00 WIB], harga BBM nonsubsidi naik,” ungkap perwakilan PT Pertamina MOR IV Jateng-DIY, Reno Fridaryanto, saat dihubungi Solopos.com, Minggu.

Masyarakat Memahami?
Dia menyampaikan kenaikan harga BBM nonsubsidi sudah biasa terjadi sehingga pengusaha stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) dan masyarakat sudah memahami hal tersebut. Dia mengatakan penjualan BBM nonsubsidi pada Februari 2015 naik 300% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hal tersebut karena pola konsumsi masyarakat telah berubah mengingat disparitas harga Premium dan Pertamax yang tipis.

Oleh karena itu, dia menilai kenaikan harga sebesar Rp350/liter ini tidak akan membuat pelanggan Pertamax beralih. Selain itu, masyarakat sudah banyak yang tahu keunggulan Pertamax untuk mendukung kinerja mesin.

Sementara itu, Direktur SPBU Sekarpace, Joko Supeno, mengakui beberapa pelanggan menanyakan kenaikan harga BBM nonsubsidi. Meski begitu, pelanggan memaklumi dan tidak ada yang beralih membeli Premium. Hal ini mengingat kenaikan harga tidak signifikan dan disparitas harga dengan premium kecil.

Joko memprediksi penjualan Pertamax tetap sama, yakni kisaran 3 ton-4 ton per hari. “Saat berbincang dengan konsumen, mereka tidak keberatan dengan kenaikan harga karena masih di bawah Rp10.000/liter. Kalau disparitas harga sudah Rp2.500-Rp3.000 per liter mungkin akan banyak yang beralih ke Premium,” ujarnya.

Pihaknya pun mengaku sudah memprediksi kenaikan harga ini sehingga meningkatkan delivery order (DO) pada Sabtu (14/3). Hal ini karena harga minyak mentah dunia naik, krisis di Timur Tengah, dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Hal yang sama diungkapkan Pengawas SPBU Puri Gading, Wahyu. Dia menyampaikan kenaikan harga Pertamax belum mencapai Rp10.000/liter sehingga hal itu dinilai tidak akan mengurangi volume penjualan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya