SOLOPOS.COM - Seorang warga memilah-milah bawang merah yang digelar atau diangin-anginkan di teras depan rumah di Dukuh Jumeneng, Desa Padas, Tanon, Sragen, Selasa (23/11/2021). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Para petani bawang merah di Sragen mengeluh lantaran harga bawang merah jatuh sampai di harga Rp7.000/kg. Harga bawang merah jatuh lantaran barang melimpah di pasaran. Petani baru bisa untung jika harga bawang merah normal yakni minimal Rp15.000/kg.

Seorang petani bawang merah asal Jono, Tanon, Sragen, Eko Daryono, 45, saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa (23/11/2021), mengatakan para petani menjerit karena harga bawang merah jatuh. Eko biasanya menebas bawang merah milik petani di Sragen dan daerah lain sampai Purwodadi, Nganjuk, Demak, dan daerah lainnya.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Menurutnya, harga bawang merah awalnya Rp9.000/kg. Sekarang harganya turun lagi hingga Rp7.000/kg di tingkat petani.

Baca Juga: Petani Sragen Pusing Diwajibkan Setor Titik Koordinat Sawah untuk Ajukan Pupuk Bersubsidi

“Dengan harga yang jatuh itu kami kesulitan menjual bawang merah. Saya di rumah masih punya 1 ton. Bawang merah di pasaran melimpah sehingga sulit menjualnya. Sekarang saya harus menjual secara eceran biar bisa mendapatkan harga tinggi. Kalau jual partai besar sudah sulit,” ujarnya.

Dia berharap ada pembelian dari pemerintah untuk membantu petani. Pembelian dari pemerintah itu sebagai wujud perhatian kepada petani. menurutnya, petani bisa untung bila harga bawang merah minimal Rp15.000/kg. “Kalau harganya di bawah Rp15.000/kg, jelas petani rugi,” ujarnya.

Petani bawang merah lainnya, Muh. Ahyani Mursit, 36, warga Padas, Tanon, juga memiliki stok bawang merah sebanyak 1,2 ton. Dia usaha bawang merah selama enam tahun terakhir.

Baca Juga: Panutan! Sukidi Anak Petani Sragen yang Kini Doktor Lulusan Harvard

Dia juga memilih menjual bawang merahnya secara eceran kepada warga sekitar dan tim penjualan lainnya. Sementara Ketua Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) Sragen, Suratno, membenarkan bila harga bawang merah jatuh menjadi Rp7.000/kg.

Dia mengatakan turunnya harga bawang merah disebabkan barang di pasaran melimpah. Selain faktor barang melimpah, anjloknya harga bawang merah juga dipengaruhi faktor cuaca.

“Saat saya pulang dari Jakarta itu, tanaman bawang merah cukup melimpah di wilayah Brebes. Meskipun banyak lahan yang terendam air. Di Sragen, kondisinya tak jauh beda. Harga Rp7.000/kg itu harga di tingkat petani untuk kualitas super. Normalnya harga itu Rp15.000/kg baru impas. Kalau petani laba maka harga panen harus di atas Rp15.000/kg,” ujarnya.

Baca Juga: Kisah Petani Bawang Merah Klaten Sukses Dapat Omzet Rp100 Juta, Sebelumnya Kerja di Hotel Jakarta

Dia menerangkan harga bibitnya Rp32.000/kg. Dalam satu hektare, kata dia, membutuhkan bibit 1,2 ton dengan harga Rp38,4 juta. Hal itu belum termasuk biaya operasional dan biaya obat dan pupuk. Dia memprediksi dalam satu hektare itu bisa panen 9 ton.

“Dengan harga Rp7.000/kg itu maka hanya menghasilkan Rp63 juta. Dengan panen itu petani masih rugi. Di musim ini banyak petani yang tidak tanam. Dari 150 hektare, yang ditanami hanya 26 hekatare,” jelasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya