SOLOPOS.COM - Salah satu pedagang bahan pokok di Pasar Jungke, Karanganyar, menata dagangan mereka Rabu (25/8/2021). (Solopos/ Candra Putra Mantovani)

Solopos.com, KARANGANYAR — Para pedagang bahan kebutuhan pokok di pasar tradisional Karanganyar dibuat merana karena sepinya pembeli selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat hingga PPKM level.

Sepinya pembeli itu mengakibatkan harga sejumlah bahan kebutuhan pokok terjun bebas. Pantauan Solopos.com di Pasar Jungke, Karanganyar, Rabu (25/8/2021), lapak penjualan bahan kebutuhan pokok yang buka sepi pembeli.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kondisi tersebut sangat berbeda dibandingkan saat Solopos.com mengunjungi pasar tersebut sebelum penerapan PPKM darurat dan level 4 sebulan lalu. Minimnya transaksi di pasar tradisional berpengaruh pada jumlah stok yang melimpah dan mengakibatkan harga komoditas bahan pokok terjun bebas.

Baca Juga: 14 Kali Beraksi, 2 Maling Burung Dibekuk Polisi di Karangpandan Karanganyar

Kondisi tersebut diakui salah satu pedagang sembako di Pasar Jungke, Pariyem, yang mengatakan hampir seluruh harga bahan pokok terjun bebas di pasar. Ia mencontohkan harga cabai rawit saat ini hanya seharga Rp10.000 per kg dari sebelumnya Rp25.000 per kg.

Selain itu, harga sawi yang semula Rp9.000 menjadi hanya Rp5.000. Hal tersebut membuatnya ragu untuk menyetok barang dagangan seperti biasa. “Ya kondisinya saat ini hampir semuanya harganya turun. Seperti cabai biasanya stok sehari 25 kg bisa habis sekarang 5 kg saja sehari tidak habis. Pasarnya sepi, banyak yang belum berani ke pasar dan kalau ada pun belinya sedikit,” terangnya kepada Solopos.com.

Turunnya daya beli masyarakat menurutnya diakibatkan aturan PPKM yang melarang kegiatan hajatan dan pembatasan warung berjualan. Akibatnya banyak pelanggan warung Pariyem yang tidak berbelanja selama PPKM diberlakukan.

Baca Juga: Pertimbangkan Operasional BLK, Pemkab Karanganyar akan Pusatkan Isoter di Gedung Wanita

Daya Beli Masyarakat

“Kan tidak ada hajatan. Kalau pas ramai hajatan biasanya ya banyak yang beli harga stabil karena stok dan permintaan imbang. Lha ini stoknya banyak yang beli sedikit, tentu saja harga jadi turun,” imbuhnya.

Hal senada diungkapkan pedagang bahan pokok lainnya di Pasar Jungke, Satini, 55,. Ia mengatakan harga yang terjun bebas saat ini disebabkan turunnya jumlah pembeli di pasar.

“Contohnya kalau hari-hari biasa langganan saya seperti warung atau katering hajatan itu sekali belanja bisa 100 kilogram bawang ini saat ini bisa separuhnya saja atau kurang. Tentu saja berpengaruh,” bebernya.

Baca Juga: Karanganyar Belum Selenggarakan PTM, Disdikbud Ungkap Alasannya

Kasi Distribusi dan Cadangan Pangan Dispertan PP Karanganyar, Budi Sutrisno, mengungkapkan turunnya harga bahan pokok di pasar tradisional mulai tampak semenjak diterapkannya PPKM Darurat pada Juli 2021.

Ketatnya pembatasan berdampak pada daya beli masyarakat yang juga ikut mempengaruhi harga bahan pokok. “Tapi sepertinya saat ini sepemantauan kami sudah berangsur meningkat lagi, harganya pelan-pelan stabil. Soalnya sudah ada pelonggaran secara bertahap. Tapi memang harga masih berada di bawah sebelum PPKM Darurat. Sulit juga untuk mencari solusi kondisi ini karena hubungannya terkait daya konsumsi masyarakat,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya