SOLOPOS.COM - Tumpukan sampah terlihat di samping bangunan pasar yang sudah dirobohkan, di Desa Mojo, Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali, Jumat (19/2/2021). (Solopos/Bayu Jatmiko Adi)

Solopos.com, BOYOLALI – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali merilis data produksi sampah di Boyolali pada 2021. Hasilnya, hanya 40 persen sampah yang diproduksi dari berbagai sektor masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Winong, Boyolali.

Fakta tersebut diungkapkan oleh Assisten II Setda Boyolali, Insan Adi Asmono, ketika berbincang dengan Solopos.com, Senin (20/12/2021). Dia menjelaskan saat ini permasalahan sampah di Boyolali perlu penanganan lebih serius.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pasalnya, berdasarkan fakta yang ditemukan, jumlah sampah yang dikelola dengan yang masih tidak diketahui terlalu timpang.

“Kami melihat minim sekali sampah yang ada di Boyolali yang tertampung di TPA Winong. Dari total 100 persen sampah yang diproduksi setiap harinya, hanya sekitar 40 persen sampah yang masuk ke TPA, lalu ke mana 60 persennya?” ujar dia.

Insan menambahkan, terdapat dua perkiraan ke mana perginya 60 persen sampah yang tidak masuk ke TPA Winong. Pertama, sebagian dari 60 persen sampah tersebut dikelola oleh masyarakat dan desa melalui program bank sampah dan lainnya. Sedangkan sisa sampah lainnya masih dipertanyakan keberadaannya.

“Sisanya bisa saja dibakar, dikubur, dibuang sembarangan, dan lainnya. Tapi masih belum terdeteksi berapa persennya. Makanya saat ini Pemkab Boyolali mulai mengembangkan pengelolaan sampah dari sumbernya,” imbuh dia.

Baca Juga: Tragis, Bocah 3 Tahun di Mojosongo Boyolali Meninggal Tercebur Sumur 

Oleh karena itu, dia mendorong masyarakat untuk ikut peduli dengan permasalahan sampah di Boyolali. Pasalnya, permasalahan sampah bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, melainkan juga masyarakat sebagai salah satu produsen terbesar sampah di Boyolali.

Salah satu cara yang dikembangkan saat ini dengan membangun sistem persampahan yang lebih baik.

“Sistem itu bisa dengan cara memilah sampah di tingkat rumah tangga. Sampah organik dikomposting, anorganik bisa dipilah dan kemudian dijual, pampers atau pembalut dan sejenisnya dipilah khusus unutk penanganan terpisah. Lalu ada penanganan sampah selesai di lingkungan dan tidak perlu sampai di TPA,” ujar dia.

Menurut Insan, dengan penyelesaian sampah dari sumbernya, dapat membantu menghemat belanja negara dan membuka peluang ekonomi tambahan. Selain itu, langkah tersebut juga untuk mewariskan pola pikir peduli lingkungan untuk generasi berikutnya.

“Untuk melancarkan program tersebut, kemarin sistem pengelolaan sampah di lingkungan juga sempat dilombakan. Pak Bupati juga berencana untuk memberdayakan pelaku usaha sampah seperti rosok dan lainnya untuk membantu. Jadi nanti harapannya dengan sinkronisasi berbagai sektor bisa menyelesaikan permasalahan sampah di Boyolali,” ucap dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya