SOLOPOS.COM - Kondisi banjir di Desa Jepuro, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tentah (Jateng) pada Minggu (15/1/2033) kemarin. (BPBD Pati)

Solopos.com, PATI — Sudah hampir tiga pekan lamanya, sejumlah daerah di Kabupaaten Pati, Jawa Tengah (Jateng), masih terendam banjir. Belasan warga pun hingga kini masih bertahan di pengungsian karena rumahnya masih tergenang air dengan ketinggian yang bervariasi.

Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Kabupaten Pati, Martinus Budi Prasetya, menyebutkan hingga kini masih ada lima kecamatan di Pati yang terendam banjir sejak 31 Desember 2022 lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Masih ada genangan banjir di Kecamatan Gabus, Kecamatan Juwana, Kecamatan Sukolilo, Kecamatan Kayen, dan Kecamatan Pati,” ujar Martinus saat dihubungi Solopos.com, Senin (16/1/2023).

Kendati masih banjir, Martinus menyampaikan ketinggian di lima kecamatan tersebut berbeda-beda antara 20 sentimeter (cm) hingga 120 cm. “Itu [tiap kecamatan] pun masing-masing titik berbeda ketinggianya. Misal di Gabus, titik pekarangan rumah hanya 20 cm, terus di jalan desa bisa 30-70 cm,” jelasnya.

Masih di Kecamatan Gabus, lanjut Martinus, akses jalan menuju Desa Mintobasuki juga terputus. Sebab, ketinggian air mencapai 40 cm. “Tapi untuk kendaraan besar, seperti truk masih bisa lewat,” sambungnya.

Martinus menambahkan pihaknya belum bisa memastikan kapan banjir yang melanda sejumlah daerah di Pati itu surut. “Surut kapan? Ini permasalahamya kompleks. Disamping pengaruh hujan lebat, beberapa muara sungai di saluran Silugonggo turun masuk ke Juwana. Terus ditambah dengan kiriman air Kabupaten Kudus, masuk ke Sungai Wulan, masuk juga ke Silungonggo, ini jadi faktor meningkatnya debit air Juwana,” jelaasnya.

Sementara itu, belasan warga Desa Kasiyan, Kecamatan Sukolilo, Kabupaaten Pati, Jateng, hingga kini juga masih bertahan di Balai Pengungsian. Mereka menunggu banjir yang menggenangi rumahnya benar-benar surut.

Seorang pengungsi, Mujahidin, mengatakan ketinggian air di desanya termasuk masih tinggi. Di permukiman ketinggian air sekitar 10-70 cm, sedangkan di lahan persawahan ketinggian air mencapai 2 meter.

“Perkembangan sekitar 18 hari dari awal tahun baru, [kami] masih bertahan. Menunggu surut. Banjir masih tinggi. Ketinggian sekitar 10 cm-2 meter,’’ ujar dikutip Murianews.com, Selasa.

Banjir di Pati yang bertahan lama ini juga sempat menyita perhatian Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng. Bahkan, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, sempat meninjau langsung banjir di Pati ini pada pekan lalu, Rabu (11/1/2023). Meski demikian, sepekan setelah kunjungan Ganjar ke Pati, bencana banjir ini masih bertahan atau belum juga surut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya