SOLOPOS.COM - Monyet memanjat akar pohon di area pagar Taman Balekambang, Kecamatan Banjarsari, Solo, Selasa (9/6/2020. (Solopos/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO -- Hampir sebulan berlalu sejak kawanan monyet dari hutan kota Taman Balekambang, Manahan, Solo, terlihat berkeliaran di permukiman warga, awal Juni 2020 lalu.

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah sudah memasang kandang perangkap monyet ekor panjang itu di sekitaran Hutan Kota Manahan. Namun, upaya itu belum membuahkan hasil karena belum ada monyet yang masuk dalam perangkap tersebut.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

BKSDA tidak mematok batas waktu pemasangan kandang perangkap tersebut. Kandang tetap dibiarkan sampai monyet tersebut tertangkap. Kepala Seksi Konservasi Wilayah I Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jateng, Titi Sudaryanti, mengatakan ada tiga kandang yang dipasang di area itu menyusul teror monyet di sekitar Balekambang, Solo.

Sejarah Pilkada Solo Dikuasai Cawali Dari Utara, Ini Penyebabnya Menurut Pemerhati Budaya

Tiga kandang itu masing-masing di Kompleks Stadion Manahan, Pasar Depok, dan Taman Balekambang. “Area jelajah mereka kan di sekitar situ. Sementara kami belum mendapatkan laporan serangan lagi. Mungkin karena sudah mendapatkan makanan jadi tidak turun ke rumah warga seperti sebelumnya,” kata dia saat dihubungi Solopos.com, Minggu (5/7/2020).

Titi menyampaikan keberhasilan pemasangan kandang jebakan monyet tak bisa diprediksi. Sejumlah kasus bahkan membutuhkan waktu berbulan-bulan, seperti di Karanggede, Boyolali, beberapa waktu silam.

Serangan Monyet Boyolali

Pada 2017, serangan monyet ekor panjang menyebabkan 14 warga Karanggede, Boyolali, terluka. Warga yang menjadi korban mayoritas dari kalangan lanjut usia (lansia). Tiga kandang yang dipasang untuk jebakan monyet di kawasan hutan Balekambang itu yakni dua kandang dari BKSDA Jateng dan satu kandang dari Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ).

Status Risiko Covid-19 Solo Berbeda Menurut Bappenas dan Gugus Tugas, Kok Bisa?

Selama monyet tersebut belum tertangkap, BKSDA berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota (DKK) serta Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dispertan KPP) untuk antisipasi jika sewaktu-waktu monyet itu menyerang warga hingga terluka.

Sedangkan pemantauan dan pengamatan rutin bekerja sama dengan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Solo. “Pekan ini kami akan menurunkan petugas untuk memantau,” ungkapnya.

Monyet ekor panjang adalah salah satu hewan liar yang kerap berkonflik dengan masyarakat di sejumlah daerah. Kendati bukan hewan dilindungi, satwa ini tergolong satwa Appendix II CITES 2009, yaitu jenis satwa yang boleh dimanfaatkan tetapi dari hasil budidaya.

Ada Luka Lecet Hingga Pendarahan di Mulut Remaja Gatak Sukoharjo Yang Meninggal Saat Latihan Silat

Menurut daftar merah IUCN versi 3.1 (2009), hewan ini tergolong least concern atau berisiko rendah mengalami kepunahan tetapi memerlukan perhatian. Sebelumnya, Kepala BKSDA Jawa Tengah, Darmanto, mengatakan berdasarkan hasil identifikasi sementara terdapat tujuh ekor monyet yang berkeliaran di kawasan hutan Balekambang, Solo.

Jika monyet-monyet tersebut tertangkap akan dilepasliarkan di kawasan konservasi BKSDA. Di antaranya di sekitar Air Terjun Grojogan Sewu atau di cagar alam lain di wilayah Soloraya. Pelepasliaran menunggu kajian daya dukung lokasi dan pakan agar tidak terjadi konflik di kemudian hari.

Kelaparan

Sebelumnya diberitakan, kawanan monyet penghuni Taman Balekambang Solo yang kelaparan mulai menyerbu permukiman warga. Hal itu terjadi sejak objek wisata di Solo itu ditutup.

2 Tugu dan 1 Rumah Warga PSHT Sragen Diduga Dirusak Sekelompok Pendekar

Seorang warga Kampung Tirtoyoso, Manahan, Solo, Bambang, 56, mengaku melihat belasan monyet berkeliaran di permukiman. Hal tersebut sering terjadi beberapa hari terakhir.

“Berkeliaran memasuki kawasan warga. Namun akhir-akhir ini intensitasnya cukup sering. Bahkan sampai naik genting rumah,” terangnya seperti dilansir Detik.com, Kamis (11/6/2020).

Pasien Positif Covid-19 Indonesia Tambah 1.607 Jadi 63.749 Kasus, Sembuh Capai 29.105 Orang

Kepala UPT Kawasan Wisata Taman Balekambang Solo, Sumeh, menjelaskan kawanan monyet itu bukan koleksi UPT. Melainkan ada monyet milik pedagang yang lepas sebelum pembangunan Pasar Depok.

"Jadi dulu lepasan dari Pasar Depok saat mau dibangun. Sekitar 3-4 ekor monyet lepas hingga berkembang sekitar 10-an ekor. Monyet ini sebenarnya beberapa kali kita coba usir dari Balekambang namun balik lagi," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya