SOLOPOS.COM - Pimpinan Ponpes Daarul Quran, Yusuf Mansur (kanan), bersama para kiai dan ulama di Soloraya memencet sirene tanda dimulainya pembangunan Masjid Daarul Quran Colomadu, Karanganyar, Senin (10/01/2022) siang. (Solopos/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO — Pimpinan Ponpes Daarul Quran, Yusuf Mansur, menghadiri doa bersama dimulainya pembangunan Masjid Daarul Quran Colomadu, Karanganyar, Senin (10/1/2022) siang. Dalam kesempatan itu Yusuf Mansur memberikan paparan tentang visinya dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM) Indonesia.

Laki-laki yang lahir pada 19 Desember 1976 itu yang belakangan banyak disorot terkait kasus investasi itu menyoroti rendahnya indeks pendidikan di Indonesia. “Kita dihadapkan fakta indeks pendidikan di Tanah Air rendah. Kalau kita ngomong sama orang Eropa kayak enggak apple to apple. Karena di sana jumlah penduduk negaranya enggak banyak. Tapi seharusnya tak menjadi alasan,” ujarnya.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Yusuf Mansur lantas bercerita tingkat pendidikan penduduk di negara-negara Eropa didominasi jenjang S1 atau sarjana. Ia mencontohkan tingkat pendidikan penduduk di Negara Hungaria di mana 90 persennya sudah sarjana.

Baca Juga: Dihadiri Yusuf Mansur, Pembangunan Masjid Daqu Solo Rp3,3 M Dimulai

Ekspedisi Mudik 2024

“Polandia juga. Apalagi kawasan Eropa Timur pemenang hadiah Nobel itu enggak karuan banyaknya. Kita belum pernah mencatatkan diri sebagai kandidat pun saya rasa belum. Apalagi menang penghargaan Nobel,” sambungnya.

Di sisi lain, menurut Yusuf Mansur, penduduk Indonesia tingkat pendidikannya didominasi jenjang SD, SMP, dan SMA. Selain strata pendidikan formal, ia juga menilai skill atau keahlian penduduk Indonesia kalah jauh dari negara lain.

Andil Ponpes

“Harga tenaga kerja kita dibandingkan negara yang baru merdeka, Vietnam misalnya, jauh sekali. Harga suster kita, sama-sama di Saudi, malah kita punya suster bisa ngaji, bisa ngajarin ngaji, gajinya tiga kali di bawah negara lain,” urainya.

Baca Juga: Ustaz Yusuf Mansur Dituding Bohong Soal Dana Investor Hotel Siti

Fenomena itu, menurut Yusuf Mansur, menjadi tantangan yang harus dijawab keluarga besar Ponpes Daarul Quran di penjuru negeri ini. Tidak hanya Ponpes Daarul Quran, ia menekankan pentingnya andil berbagai ponpes di negeri ini.

Yusuf menilai rendahnya indeks pendidikan di Tanah Air bisa diselesaikan kurang dari lima tahun bila semua bergerak dan berdisiplin. “Kalau start dari data dan fakta hari ini, sesungguhnya bisa kita selesaikan kurang lima tahun,” katanya.

Apalagi belakangan Kemendikbud, menurut Yusuf, telah mendukung sepenuhnya pembenahan sektor pendidikan nasional dengan mengeluarkan Permendikbud barunya. Regulasi itu menurutnya harus disambut keluarga besar Daarul Quran.

Baca Juga: IRT Magelang Amalkan Sedekah ala Yusuf Mansur Demi Lunasi Utang, Tapi..

“Daarul Quran pusat dua bulan lagi melahirkan 20 perguruan tinggi baru. Enggak tanggung-tanggung nih. Kami lagi ngajuin, dipanggil diundang, kami ngadep, diskusi, dan senang sekali. Wah ini nih yang dicari. Ini nih yang dicari,” terangnya.

Kemiskinan

Selain itu, Yusuf menilai keberadaan 9.000-an rumah tahfidz di Tanah Air dan 1.500 rumah tahfidz di antaranya memakai nama Daarul Quran, akan sangat membantu upaya peningkatan indeks atau strata pendidikan penduduk Indonesia.

Lebih jauh, Yusuf Mansur menyoroti persoalan besar bangsa Indonesia saat ini selain pendidikan, yaitu kemiskinan. Untuk persoalan itu dia mendorong penyelesaiannya dengan pendekatan keilmuan atau pendidikan.

Baca Juga: Ustaz Yusuf Mansur Diklaim Bawa Pulang Sedekah Jemaah, Begini Ceritanya

Apalagi Kemendikbud belum lama ini membentuk Ditjen Vokasi yang dinilai Yusuf bisa menjadi jawaban atas persoalan itu. Bila dulu bidang itu ditempatkan di halaman belakang yang tidak pernah diperhitungkan, sekarang berbeda.

“Dua tahun lalu lahir Ditjen Vokasi. Wajah SMK dan politeknik mendadak berubah. Tadinya di halaman belakang enggak punya orang tua, sekarang ada di halaman depan siap sambut garda seluruh proyek infrastruktur,” urainya.

Yusuf mengajak semua pihak memanfaatkan peluang itu agar bangsa Indonesia siap menghadapi tantangan zaman. “Sekali jalan indeks pendidikan naik, kemiskinan turun. Yakin saya karena pendidikan satu ini wis terserah,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya